RIAUONLINE, JAKARTA-Frekuensi ejakulasi pria berhubungan dengan risiko ia mengidap kanker prostat kerap terdengar.
Maka, muncul anggapan bahwa semakin seseorang ejakulasi, baik melalui onani maupun berhubungan seksual, risiko terkena kanker prostat akan menurun.
Dokter Spesialis Urologi, dr. Agus Rizal A. H. Hamid, SpU(K), PhD tidak mengiyakan sepenuhnya anggapan tersebut. Ia juga menggarisbawahi bahwa penelitian yang mendasari anggapan tersebut masih perlu dikritisi lebih lanjut.
"Memang ada satu studi yang mengatakan bahwa semakin sering melakukan ejakulasi itu bisa menurunkan risiko (kanker prostat), tapi angka yang disebutkan bisa sangat ekstrem. Proporsi dalam penelitian itu, jumlah respondennya tuh sangat sedikit sehingga kita berhati-hati dalam membuat kesimpulan tersebut," jelas dokter yang biasa disapa dr. Rizal ini pada acara e-Life detikcom.
Menurut dr. Rizal, yang lebih mempengaruhi risiko kanker prostat adalah pola hidup seseorang. Umumnya, seseorang yang memiliki kehidupan seks yang sehat juga memiliki pola hidup yang sehat.
"Biasanya orang yang melakukan hubungan suami istri secara rutin, itu mempunyai pola hidup yang lebih baik. Kalau dia rutin kan berarti dia hubungan dengan pasangannya baik, stres nya kan berkurang. Kemudian dia biasanya orang yang sangat aware dengan pola hidupnya. Dia dietnya seimbang, dia olahraganya teratur tentu itu akan berkaitan dengan risiko kanker prostatnya akan lebih rendah. Nah memang ini menjadi isu yang menarik karena itu tadi coba di kait-kaitkan, padahal sebenarnya dia secara tidak langsung atau indirect cost," terang dr. Rizal.
Oleh karena itu, dr. Rizal mengingatkan bahwa sering ejakulasi belum tentu bebas dari risiko kanker prostat.
"Melakukan ejakulasi yang rutin tapi pola hidupnya nggak sehat, makan sembarangan, nggak pernah olahraga gitu ya, terus dia stres ya tetap aja bisa terjadi resiko kanker prostat," tegasnya.