RIAU ONLINE - Mampu melakukan banyak hal yang tidak bisa dikerjakan anak kecil dan lansia menjadi kelebihan yang dimilik generasi milenial. Namun, bukan berarti generasi milenial bebas begitu saja dari ancaman berbagai gangguan kesehatan.
Tahukah kamu, gaya hidup yang kini dijalani generasi milenial bisa menyeret mereka kepada beberapa penyakit.
The Wall Street Journal, menyatakan, antibiotik kini sudah kehilangan efektivitasnya lebih cepat. Di sisi lain, semakin banyak ilmuan tidak bertanggung jawab yang menciptakan, memproduksi, dan mendistribusiakn virus baru dari hasil gabungan beberapa penyakit. Bayangkan, jika banyak virus penyakit yang tidak memiliki penawarnya, tentu akan membahayakan keselamatan jiwa berbagai generasi, terutama generasi milenial.
Sementara, Bustle dan Reader’s Digest menyebutkan ada penyakit yang tidak berhubungan dengan kedua hal tersebut, namun tetap rentan dialami generasi milenial saat ini maupun nanti.
Berikut beberapa penyakit yang rentan dialami generasi milenial, seperti dilansir dari KlikDokter.com, Jumat, 5 Oktober 2018:
Kehilangan kemampuan mendengar lebih cepat
Generasi milenial saat lebih sering earphone sehari-hari, baik untuk mendengarkan musik atau hanya sekedar menghindari agar tidak terusik oleh orang lain.
Padahal, terlalu sering mengenakan earphone dalam volume suara yang tinggi bisa merusak fungsi gendang telinga hingga mengakibatkan hilangnya kemampuan mendengar (tuli) sebelum lanjut usia.
Lebih rentan terkena gangguan pada lambung
Generasi milenial berada di suai yang produktif, sehingga lebih rentan mengalami stres dan sakit kepala. Kondisi ini memang dapat diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan golongan ibuprofen.
Sayangnya, obat golongan ibuprofen tersebut bisa meningkatkan risiko gangguan lambung di kemudia hari.
Obesitas
Orang dewasa muda yang sibuk kerap menyepelekan soal asupan gizi. Asalkan enak dan tidak ribet, semuanya dilahap begitu saja.
“Bisa dipastikan, para milenial tidak akan menolak jika disuguhi piza, mi goreng, hamburger, nugget, dan ayam goreng” jelas dr. Nadia Octavia dari KlikDokter.
Padahal, semakin banyak lemak dan gula yang Anda konsumsi, semakin tinggi pula risiko generasi milenial terkena obesitas. Kalau sudah terkena obesitas? Risiko terkena penyakit kronis lainnya, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung akan meningkat berlipat ganda.
Penyakit menular seksual
Fenomena pergaulan bebas yang kini banyak dilakoni generasi milenial turut menyebabkan angka penularan penyakit menular seksual semakin tinggi.
Reader’s Digest mencatat, angka pengidap klamidia naik sebanyak 6 persen dari tahun 2014, gonore naik 13 persen, dan sifilis naik hingga 19 persen. Sedangkan, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dewasa muda yang aktif secara seksual cenderung tidak menggunakan kondom sebagai pelindung. Hal ini tentu membuat risiko penyakit menular seksual menjadi lebih tinggi.
Gangguan cemas
Menurut dr. Nitish Basant Adnani dari KlikDokter, media sosial dan teknologi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap generasi milenial. Salah satu dampak negatif akibat hal tersebut adalah meningkatnya kecemasan.
Umumnya, hal tersebut dipicu oleh penentuan masa depan yang belum pasti dan sifat kompetitif yang dimiliki oleh generasi ini.
Stroke
Sebuah penelitian dari CDC menemukan bahwa risiko stroke pada pria dan wanita muda telah meningkat dalam 20 tahun terakhir. Saat ini, stroke bisa menimpa pria berusia 18 hingga 34 tahun.
Penyebabnya, tentu saja gaya hidup yang buruk. Dimulai dari asupan serat yang kurang, kebiasaan merokok dari usia muda, melupakan olahraga karena terlalu sibuk bekerja, dan obesitas.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id