Enam Pemicu Keguguran yang Tak Bisa Dikendalikan

Ibu-Hamil.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Satu dari empat kehamilan berakhir dengan keguguran, siapapun tentu tak ingin mengalaminya. Kita sering bertanya-tanya, apa yang sebenarnya menyebabkan keguguran? Kenapa itu bisa terjadi?

Apalagi menurut Imperial College London (ICL), keguguran bisa memiliki dampak pada kesehatan mental seperti Post-traumatic stress disorder (PTSD), yakni suatu kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan.

Dikutip dari laman SUARA.COM, Kamis 11 Januari 2018, periset ICL menemukan hampir 40 persen perempuan mengalami gejala seperti merasa bersalah, selalu mengungkit masa lalu dan kurang tidur setelah mengalami keguguran.

Secara sederhana, keguguran adalah apa yang terjadi ketika bayi, dalam hal ini ialah janin atau embrio, meninggal dalam rahim sebelum minggu ke-24 kehamilan. Sebanyak 80 persen keguguran terjadi pada tahap awal kehamilan.

Berikut beberapa pemicu keguguran yang seringkali tidak bisa kita kendalikan, dilansir dari womenshealthmag.

1. Genetika
Tidak semua embrio dan janin dibuat sama. Sebenarnya, kata Ruth Bender Atik dari Asosiasi Keguguran, lebih dari setengah keguguran terjadi, karena bayi tersebut tidak berkembang secara normal sejak awal dan tidak dapat bertahan. "Ini mungkin karena kesalahan pada sel telur atau sel sperma," katanya.

2. Hormon
"Perempuan dengan masa menstruasi yang sangat tidak teratur mungkin merasa lebih sulit hamil dan, jika memang pada akhirnya mengalami kehamilan, mereka cenderung mengalami keguguran," kata Bender Atik.



Alasannya? Ini tidak benar-benar diketahui, tapi diyakini hubungan antara waktu, konsepsi dan tingkat keguguran sudah jelas.

3. Darah
Gumpalan di pembuluh darah - atau 'sindrom darah lengket', tepatnya.

"Masalah pada pembuluh darah yang memasok plasenta bisa menyebabkan keguguran, apalagi kalau gumpalan darah lebih banyak dari seharusnya," kata Bender Atik.

4. Anatomi
"Jika serviks lemah, ini mungkin akan lebih berat pada rahim saat kehamilan nanti," kata Bender Atik.

Dia melanjutkan, jika rahim memiliki bentuk tidak teratur, mungkin tidak ada cukup ruang bagi bayi untuk tumbuh, keduanya dapat menyebabkan keguguran.

5. Usia
Tidak mengherankan bila usia Anda saat hamil memiliki peran penting dalam hal keguguran. Menurut Dr. Patrick O'Brien, juru bicara Royal College of Obstetricians and Gynecologists, hamil saat usia 30 tahun, membuat Anda memiliki risiko keguguran sebesar 20 persen, sedangkan jika di usia 40 tahun, Anda akan mengalami dua kali lipat keguguran sampai 50 persen.

6. Berat
Menurut London School of Hygiene dan Tropical Medicine, perempuan yang memiliki berat badan kurang sebelum mereka hamil, 72 persen lebih mungkin mengalami keguguran dalam tiga bulan pertama kehamilan. Sementara Stanford University School of Medicine menemukan bahwa mereka.yang memiliki berat badan berlebih juga memiliki risiko yang sama.(2)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id