Penyakit Kronis Ini Mengancam Anda Yang Sering Makan di Luar

makanan-jatuh.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Makan di laur sudah menjadi kebiasaan masyarakat terutama di wilayah perkotaan yang memiliki intensitas kerja yang cukup tinggi. Kebanyakan alasannya, tidak punya banyak waktu untuk pulang ke rumah sekedar makan bersama keluarga karena harus kembali ke tempat kerja. Makan di luar menjadi pilihan. Namun kebanyakan orang tidak mempertimbangkan faktor kehegienisan dan asal usul bahan makanan itu, hal itu penting diketahui untuk kesehatan.

 

Itulah mengapa kita tak pernah bisa menjamin kehigienisan makanan yang kita beli di luar. Memang membeli makanan di luar lebih praktis dan seringkali memiliki rasa yang nikmat. Namun jaminan akan kesehatan kita di masa depan jadi kurang terjaga.

 

Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan University of Alabama di Birmingham, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa makan di luar rumah bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan problem kesehatan yang serius lainnya. Hal ini tentu disebabkan oleh asal-usul bahan makanan dan cara memasaknya yang misterius bagi kita. Sebaliknya, jika makan di rumah, kita mengetahui dengan pasti apa saja bahannya dan bagaimana cara memasaknya.

 

"Makanan di restoran dan tempat makan sering kali mengandung lebih banyak lemak, kalori, dan asam lemak jenuh daripada makanan yang biasanya disiapkan di rumah," ujar seorang anggota tim peneliti tersebut. Sebagaimana dilansir dari laman Merdeka.com. (KLIK: Ih, di China Ribuan Guk-guk Dibantai dalam Festival Makan Anjing)

 



Temuan ini sangat mengkhawatirkan, terutama sejak survei tentang perilaku makan (Living Social Dining Out Survey) mengungkapkan, penduduk Amerika memiliki frekuensi makan di luar rumah rata-rata 4-5 kali per minggu. Angka ini paling tinggi ketimbang frekuensi yang dijumpai pada penduduk di negara lain.

 

Angka rata-rata ini memang tinggi, namun perbandingannya di Indonesia sangat jelas. Mereka yang merupakan mahasiswa rantau dan anak kos, sangat menggantungkan hidup dari makan di luar. Hal ini pun perlu jadi salah satu perhatian bagi mereka yang tinggal jauh dari orang tua.

 

Jody Gilchrist, seorang praktisi perawat di UAB Heart and Vascular Clinic di Acton Road, mengatakan, kombinasi berat badan dan perilaku mengkonsumsi makanan tidak sehat di luar rumah dapat menjadi sumber bencana bagi kesehatan jantung.

 

"Jika kamu makan di luar rumah tanpa memperhatikan makanan yang sehat, kamu akan berhadapan dengan sindrom metabolik, sekelompok faktor risiko yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya, termasuk kolesterol tinggi dan diabetes," ujar dia. (BACA: Malu-malu, Indonesia Masuk Peringkat 12 di Dunia Urusan Belanja Syahwat)

 

Hasil penelitian Departemen Pertanian Amerika Serikat juga menunjukkan, satu kali makan tambahan di luar rumah setiap pekan dapat menambah berat badan sekitar 2 kilogram per tahun. Gilchrist mengatakan, perilaku makan di luar rumah harus disiasati dengan selalu memilih menu makanan sehat, setidaknya yang rendah lemah dan kalori.

 

Nah, mulai sekarang lebih baik Anda kurangi konsumsi makanan di luar atau pilihlah tempat makan yang tidak sembarangan. Apalagi jika Anda anak kos, Anda harus lebih berhati-hati jika tidak ingin badan makin lama makin menggemuk.