RIAU ONLINE - Sekali menghisap ganja, zat yang terkandung di dalam barang haram itu ternyata bisa bertahan selama lima hari dalam darah. Bahkan, dalam 30 hari pascamengkonsumsi ganja atau mariyuana, zatnya masih bisa dideteksi.
Ganja merupakan narkoba yang paling lama zatnya ada di dalam darah. Bandingkan dengan kokain, barbiturates, dan MDMA yang bisa bertahan sampai 48 jam. Lalu, obat golongan methamphetamin bertahan selama 37 jam, sedangkan alkohol, amfetamin, dan heroin bertahan 12 jam. Morfin bertahan hanya 8 jam dan LSD 3 jam.
Begitu narkoba kita konsumsi, baik itu dihirup, ditelan, atau dihisap, tubuh kita akan langsung memecahnya. Dalam prosesnya, hasil sisa metabolisme dari obat itu akan tinggal di dalam darah atau urine, bahkan di rambut, beberapa lama setelah efek narkoba itu dirasakan.
BACA JUGA : Polisi Tangkap Warga Kampung Dalam Pengedar Sabu Rp 200 Juta
Mencari jejak dari metabolisme ini adalah apa yang dilakukan oleh sebuah alat tes. Tujuannya untuk mengetahui apakah seseorang menggunakan narkoba atau mereka secara tak sengaja kontak dengan zat tersebut.
KLIK JUGA : Telaah Undang-Undang Pilkada, Perlu Atau Tidak Direvisi
Jenis tes yang paling akurat sebenarnya analisa rambut. Tes darah dan urine kurang bisa mendeteksi mayoritas jenis narkoba, terutama jika seseorang tidak mengonsumsinya sekitar satu minggu. Misalnya saja heroin yang sudah tidak terdeteksi di urine setelah 3-5 hari.
Untuk urine, jendela deteksinya sedikit lebih luas. Misalnya saja untuk LSD, MDMA dan heroin yang bisa dideteksi sampai 3-4 hari. Sementara alkohol, morfin, dan methamhetamine 5-6 hari, dan mariyuana sampai 30 hari.
Sementara, untuk tes deteksi menggunakan analisa rambut, kita bisa melacak penggunaan alkohol, amfetamin, heroin, ganja, sampai morfin dalam 90 hari terakhir.