RIAU ONLINE - Sudah beberapa tahun Anda menikah, namun tak juga dikarunia anak. Kemudian, apakah Anda mau punya anak, namun anak dikaruniakan oleh Allah SWT itu justru kembar? Kalau iya, silakan simak penjelasan di bawah ini.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar. Bangsa-bangsa Afrika memiliki frekuensi kehamilan kembar lebih tinggi dibandingkan kulit putih. (Baca Juga: Ingin Punya Anak Perempuan? Coba Terapkan Cara Ini)
Selain itu, dikutip dari klikdokter.com, ada faktor keturunan kembar (keturunan kembar dari pihak bapak tidak meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar)
Ingin Memiliki Anak Kembar
- Umur, semakin tinggi umur semakin tinggi frekuensinya (>35 tahun), setelah umur 40 tahun frekuensi kehamilan kembar menurun lagi.
- Paritas (angka kehamilan) ibu, frekuensi kehamilan kembar meningkat sesuai dengan paritas ibu. (Klik Juga: Lagi Trend, Jadi Ayah ASI bagi Bayi)
- Waktu, kemungkinan kehamilan kembar meningkat sesaat setelah penghentian kontrasepsi pil
- Terapi infertilitas, menggunakan obat peningkat kesuburan ataupun In Vitro Fertilization (bayi tabung).
Obat-obatan dapat merangsang indung telur untuk mengeluarkan telur lebih dari satu yang dapat dibuahi pada waktu yang sama.
IVF adalah prosedur memasukkan embrio multipel ke dalam rahim untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan. Sekitar 25-30% kehamilan dari IVF adalah kembar, 5% triplet (kembar 3), dan <1% adalah kuadriplet (kembar 4) atau lebih. (Lihat Juga: Malaysia Heboh. Warga Mereka Makan Pakai Pampers Pengganti Piring)
Kehamilan kembar dengan metode bayi tabung lebih besar kemungkinannya dibandingkan secara alami (dengan riwayat keturunan).
Obat kesuburan dapat digunakan namun tidak terdapat jaminan keberhasilan atau kemungkinan berhasilnya kecil. Kemungkinan terbesar untuk mendapatkan bayi kembar adalah menggunakan metode In Vitro Fertilization atau bayi tabung. Hipertensi pada umumnya tidak menghambat terjadinya kehamilan.
Anda dapat berkonsultasi ke klinik-klinik fertilitas/kesuburan yang terdapat di rumah sakit dengan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline