RIAU ONLINE - Bagi Anda yang sering mengkonsumsi kopi di dalamnya terkandung kafein, maka inilah kegunaannya. Kafein merupakan kandungan paling banyak dikonsumsi di dunia, dan banyak orang tergantung pada kafein setiap harinya.
"Kafein membuat badan saya lebih enak, terutama kalau saya tidak tidur dengan nyenyak atau setelah bekerja hingga larut malam," ujar Direktur National Institute on Drug Abuse yang juga pakar neurologi, Nora Volkow.
"kita tidak sepenuhnya mengerti kenapa," ujar Nora, Selasa (18/8/2015), seperti dikutip dari voaindonesia.com.
(Baca Juga: Hanya Rokok Racun yang Bebas Diperjuabelikan)
Ia dan para koleganya di Brookhaven National Laboratory di Upton, New York, memutuskan menyelidiki fenomena ini hingga tuntas. Hasil penelitan terungkap bagaimana kafein mencegah rasa kantuk dengan mengubah otak kita.
Otak manusia dalam pengaruh kafein
Para peneliti mengerahkan sukarelawan ke laboratorium dan memberikan mereka tablet kafein. Ini setara dengan minum 2 atau 3 gelas kopi kental, lalu melakukan pemindaian PET terhadap para sukarelawan dan mengamati aktivitas otak mereka setelah itu.
Seperti halnya sejumlah obat lain, kafein merangsang aktivitas alami zat kimia di otak disebut dopamine. Zat inilah yang mengontrol rasa senang di otak.
(Klik Juga: Perokok Cenderung Alami Gangguan Mental)
Obat-obatan seperti kokain dan amphetamine membanjiiri otak dengan dopamine. Ini dapat membuat orang kecanduan. Tapi Volkow menemukan, kafein bekerja dengan sedikit berbeda.
Kafein, tuturnya, justru menambah jumlah reseptor di otak yang dapat menerima molekul dopamine, membuat seseorang meresa lebih segar dan bersemangat.
"Ini, menariknya, berlawanan dengan apa terjadi bila seseorang kekurangan tidur," ujar Volkow.
Ia mengatakan, bila seseorang kekurangan tidur untuk satu malam saja, jumlah reseptor dopamine seseorang turun. Hal serupa terjadi saat orang merasa lelah di sore hari, yang dapat diblokir oleh kafein untuk mencegah rasa kantuk.
Apakah kafein dapat membuat orang ketagihan?
Tapi bila kafein mengubah otak kita dan mempengaruhi molekul yang sama dengan kokain, apakah kafein dapat membuat orang kecanduan?
(Baca Juga: 10 Tips Mencintai Otak Agar Terhindar Alzheimer)
"Kenyataannya kafein tidak memproduksi pola yang sama dengan obat-oabatan lainnya yang dapat menghasilkan konsekuensi buruk, jadi, dengan itu, kafein tidak membuat kecanduan dalam artian yang sama," kata Volkow.
Walaupun begitu, Laura Juliano, seorang psikolog klinis dari American University, memperingatkan bila berlebihan, kafein dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi sehari-harinya.
Ia menjelaskan, dampak negatif bisa muncul bila mereka berhenti minum kafein, seperti sakit kepala, mual, gejala mirip flu dan keletihan yang berlebihan.
Dampak berhenti minum kafein ini, jelasnya, sering salah didiagnosa sebagai gejala lain. Juliano mengatakan, dibutuhkan riset lebih lanjut agar dokter dapat mengenali konsumsi kafein yang berlebihan sebagai penyakit tersendiri.
(Klik Juga: Bupati Ini Berbagi Tips Jadi Kaya)
Dalam jumlah tidak berlebihan, kafein telah dibuktikan memiliki berbagai dampak kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.
Riset baru-baru ini menunjukkan bahwa kafein dalam jumlah sedang dapat mencegah penurunan kemampuan kognitif dan penyakit Alzheimer di kemudian hari.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
Sumber: voaindonesia.com