Danrem: Asap Bikin Bodoh Generasi Muda Riau

Karhutla-di-Samping-Kantor-Camat-Payung-Sekaki.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/YOLA RISTANIA VIDIANI)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Komandan Korem 031/Wira Bima, Brigadir Jenderal TI Nurendi, mengingatkan kepada seluruh warga Riau, termasuk perusahaan-perusahaan pemilik konsesi kehutanan serta perkebunan kelapa sawit untuk tidak melakukan pembakaran di konsesi mereka. 

 

Mantan Inspektur Kodam (Irdam) IV/Diponegoro tersebut mengatakan, asap akibat pembakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi saban tahun hingga dua kali, jika tidak ditangani tuntas, berakibat Riau akan memiliki generasi muda rentan penyakit pada 10-15 tahun mendatang. 

 

Dampaknya nyatanya, tutur Danrem, gangguan kesehatan, paru-paru dan jaringan otak generasi muda bakal menurun. 

 

(Baca Juga: Kebakaran di Dalam Kota Tak Terpadamkan

 

"Ini berbahaya bagi generasi ke depan, maka saya mengimbau kepada semua masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sembarangan, tolong sayangi generasi kita ke depan," ujar eks Pati Ahli Kasad Bidang Ekonomi ini kepada RIAUONLINE.CO.ID, disela-sela kunjungan ke lokasi kebakaran lahan di sekitar Kantor Camat Payung Sekaki, Jalan Fajar Ujung, Kelurahan Labuhbaru Barat, Sabtu (25/07/2015). 

 

Sebelumnya, kebakaran lahan selama beberapa hari ini yang terjadi Jalan Fajar Ujung, Labuhbaru Barat, berdekatan dengan kantor Camat Payung Sekaki, belum bisa dipadamkan. 

 

Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, kebakaran yang cukup luas tersebut terjadi pada lahan gambut dan menimbulkan asap tebal. Sunar, warga setempat, menceritakan, kebakaran tersebut berada di lahan milik warga Keturunan Cina yang belum diketahui apa penyebabnya.

 

(Baca Juga: Ya Allah, Asapnya Tebal

 

Kebakaran tersebut mulai diketahui warga sejak Selasa 20/7/2015) silam. Saat kebakaran ia menyebutkan warga setempat tidak bisa melakukan apa-apa. "Awalnya yang terbakar tidak seluas itu, tapi lama-lama jadi luas begitu," ujarnya Sabtu  (25/7/2015) di warung kecil miliknya.

 



Dampak asap ini mulai dikhawatirkan warga Simpang Panam, Tampan, Sri Ramadani. Ia mengkhawatirkan kabut asap kembali menyelimuti Kota Pekanbaru selama sepakn ini. 

 

"Ya Allah, asap tebalnya," ungkap Koordinator Bidan Puskesmas Siak Hulu II, Sri Ramadani, ketika hendak berangkat kerja bersama seorang anaknya, Sabtu (25/7/2015). 

 

(Baca Juga: Lagi, Udara Pekanbaru Tidak Sehat

 

Ia mengatakan, asap ini sangat mengganggu, terutama pada pernafasan. "Tidak hanya pernafasan, asap juga mengganggu penglihatan, mata perih dan merah," kata Sri Ramadani, saat bincang-bincang dengan RIAUONLINE.CO.ID, di rumahnya Jalan Cipta Karya Gg Lumba-lumba, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. 

 

(Baca Juga: Walhi: Sia-sia Menteri Siti Sering ke Riau)

 

Ia menceritakan, dampak ini jelas dirasakannya. Sebab, ia meiliki seorang anak. Sri mengatakan, Anak-anak akan mudah sakit gangguan pernafasan, sehingga mereka harus dilarang untuk keluar rumah.

 

"Saya tahu betul penyebabnya asap ini adalah pembakaran lahan," ujarnya singkat. 

 

Sri berharap masalah asap setiap tahun terjadi di Riau ini segera ditanggulangi pemerintah. Sehingga asap ini tidak ada lagi terutama pembakaran lahan.

 

(Baca Juga: Jokowi Ngantor di Riau tak Selesaikan Masalah Buat Apa

 

Hal serupa juga dirasakan seorang mahasiswa, Fitri. Ia mengaku selain asap mengganggu pernafasan asap juga penglihatan. "Ketika bawa motor, penglihatan jadi kabur," ujarnya.

 

Pagi-pagi, tambahnya, rumah sudah dipenuhi asap, jadi asap ini mengganggu aktivitas dan susah untuk keluar rumah. Sementara itu, berdasarkan alat pemantau PM10 ISPU Stamet Pekanbaru, kualitas udara pagi hingga siang ini sudah Tidak Sehat lagi. Warga hanya sepekan saja saat Idul Fitri menghirup udara sehat tanpa ada asap.

  

(Baca Juga: Kakek Tewas Terpanggang Usai Bakar Lahan)

 

Berdasarkan data diperoleh RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu pagi, dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ditemukan 79 titik panas di Riau.

 

Memburuknya kondisi udara di Riau ini, ternyata tidak berdampak kepada sistem penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II (SKK II) Pekanbaru.

 

Koordinator Monitoring Angkutan Lebaran SSK II Pekanbaru, Jamin mengatakan, penerbangan seluruh pesawat mulai dari tadi pagi hingga sore ini tidak ada masalah maupun delay.

 

"Ya, kondisi Pekanbaru hari ini memang kembali tidak baik. Tapi hal ini tidak berdampak pada sistem penerbangan. Jarak pandang untuk take off dan landing masih normal yakni diatas seribu meter," jelas Jamin. 

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline