Anak-anak Hingga Dokter Jadi Korban Serangan Israel di Gaza

Anak-anak-Hingga-Dokter-Jadi-Korban-Serangan-Israel-di-Gaza.jpg
(Eyad BABA / AFP via KUMPARAN)

RIAU ONLINE - Lebih dari 400 warga Palestina tewas, 500 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Gaza sejak Selasa, 18 Maret 2025.

Dikutip dari KUMPARAN, Rabu, 19 Maret 2025, ledakan tanpa peringatan tersebut terjadi saat warga tengah terlelap. Sehingga, memakan korban yang terdiri dari dokter hingga anak-anak.

Rumah-rumah runtuh seketika, meninggalkan puing dan jeritan. Di kamar mayat, keluarga berdesakan, mencari orang yang mereka cintai di antara tubuh-tubuh tak bernyawa.

Ramy Abdu, seorang akademisi dan advokat HAM ternama, kehilangan saudara perempuan, Nasreen, dan seluruh keluarganya. Rumah mereka di Kota Gaza hancur oleh bom pada pukul 04.30 pagi.

Nesreen, bersama ketiga anaknya, Ubaida, Omar, dan Lian, tewas. Begitu juga dengan istri Ubaida, Malak, dan anak-anak mereka yang masih kecil, Siwar dan Mohammed.

"Israel mungkin bisa membunuh kami, membakar kami hidup-hidup, tapi mereka tidak akan bisa mencabut kami dari tanah kami," tulis Ramy di X.


Video dari Instagram menunjukkan korban berlumuran darah tergeletak di jalan, beberapa masih bergerak, sementara suara ledakan terus terdengar di kejauhan.

Di Rafah, selatan Gaza, serangan udara menghantam rumah Dr. Majda Abu Aker, seorang dokter kandungan di klinik UNRWA.

Majda tewas bersama keluarganya. Sepuluh orang dari keluarga yang sama ikut menjadi korban, termasuk bayi perempuan berusia tiga hari.

Nama-nama mereka kini hanya tinggal menjadi daftar di laporan korban.

Di media sosial, foto-foto mereka menyebar, dikenang sebagai "martir".

Di al-Mawasi, Khan Younis, tempat yang disebut Israel sebagai "zona kemanusiaan", 15 orang tewas akibat serangan udara.

Di Abasan, enam anggota keluarga tewas dalam kendaraan mereka saat berusaha melarikan diri.

Serangan udara menghantam langsung mobil mereka, hanya meninggalkan serpihan besi dan tubuh yang tak lagi utuh.

Di tempat lain, dua anak kecil, Bisan dan Ayman, tewas terkena bom. Bibi mereka, Heba al-Hindi, menuliskan duka di Facebook:

"Anak-anakku, semoga Tuhan mengasihani kalian dan memberi kesabaran kepada ibu dan ayah kalian."