Trump Mau Beli Gaza, Hamas hingga Timur Tengah Murka

Kondisi-Jalur-Gaza-Palestina2.jpg
(ANTARA/foto-Anadolu/py)

RIAU ONLINE - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan keinginannya untuk membeli dan memilik Gaza, Palestina. Pernyataan Trump tersebut membuat sejumlah pihak meradang, meski ia membuka kemungkinan bagi negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun kembali beberapa bagian wilayah yang dilanda perang itu.

“Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza. Sejauh kami membangunnya kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun beberapa bagiannya, orang lain dapat melakukannya, melalui dukungan kami. Namun kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak mundur,” ujar Trump kepada wartawan di atas Air Force One dalam perjalanannya ke New Orleans untuk menghadiri kejuaraan Super Bowl National Football League, dikutip dari Suara.com, Selasa 11 Februari 2025.

Trump menyatakan bahwa kawasan tersebut akan dibangun ulang secara menyeluruh. Ia bahkan menyebut tidak ada yang bisa dipindah lagi dan wilayah Gaza yang tersisa akan dibongkar seluruhnya.

Pernyataan Trump tersebut memicu reaksi keras, terutama dari Hamas. Anggota biro politik Hamas, Ezzat El Rashq, mengecam pernyataan tersebut dan menegaskan bahwa Gaza bukanlah properti yang dapat dibeli atau dijual.

“Gaza bukanlah properti yang bisa dijual dan dibeli. Itu adalah bagian integral dari tanah Palestina yang kami duduki,” kata Rashq dalam sebuah pernyataan. Ia juga menegaskan bahwa rakyat Palestina akan menggagalkan setiap rencana pemindahan paksa.


Rencana Trump itu juga mendapat kecaman dari Arab Saudi dan sejumlah negara lain di Timur Tengah. Raja Yordania Abdullah, yang dijadwalkan bertemu dengan Trump di Washington pada 11 Februari, dikabarkan akan menegaskan bahwa usulan tersebut hanya akan memperburuk radikalisme dan menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan.

Meski begitu, Trump tidak menjelaskan dasar hukum atau mekanisme yang memungkinkan AS untuk mengklaim kepemilikan atas wilayah tersebut.

Trump juga secara terbuka menyatakan kemungkinan untuk mengizinkan beberapa pengungsi Palestina masuk ke AS, tetapi akan mempertimbangkan hal tersebut berdasarkan kasus per kasus.

Presiden Israel Isaac Herzog sebelumnya menyebut bahwa Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi serta Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman untuk membahas rencana tersebut, meskipun tanggal pertemuan masih belum ditentukan.

Hingga kini, Gedung Putih belum memberikan komentar lebih lanjut terkait pernyataan kontroversial Trump. Namun, kritik terhadap usulan tersebut terus bermunculan dari berbagai pihak, baik di Timur Tengah maupun dari komunitas internasional.