RIAU ONLINE - Sebanyak 120 dari 181 penumpang dinyatakan tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu, 29 Desember 2024. Kecelakaan ini menjadi tragedi besar yang memakan banyak korban jiwa.
Sebelum mengalami kecelakaan terjadi pada pukul 09.00 waktu setempat. Pengawas lalu lintas udara telah memperingatkan pilot Jeju Air 2216 akan adanya risiko tabrakan dengan burung yang terdeteksi di jalur pendaratan.
Pilot mengumumkan "mayday" untuk kondisi darurat. Pesawat mulai menurun untuk mencoba pendaratan darurat dan mendekati Landasan Pacu 1 di Bandara Muan.
Pesawat tergelincir dari landasan dalam pendaratan tersebut, hingga menabrak pagar pembatas, dan terbakar hebat. Benturan keras yang diakibatkan membuat sejumlah penumpang terlempar keluar dari badan pesawat.
Seharusnya, pesawat dijadwalkan mendarat pada pukul 09.07 waktu setempat, tetapi insiden tersebut terjadi lebih cepat, sebagaimana dilansir dari kumparan.
Pihak berwenang menduga bahwa tabrakan dengan burung dan kondisi cuaca buruk menjadi faktor utama kecelakaan pesawat tersebut.
Satu di antara awak kapal yang selamat menguatkan teori tersebut. Ia menyatakan kepada petugas bahwa pesawat mengalami tabrakan dengan burung sebelum insiden terjadi.
Media lokal Korsel sempat memberitakan percakapan seorang penumpang dengan keluarganya yang menyebut mesin pesawat tersangkut burung.
“Seekor burung tersangkut di sayap pesawat, jadi saya tidak bisa mendarat,” tulis penumpang itu. Setelah pesan tersebut, kontak dengan penumpang itu terputus.
Video amatir menunjukkan pesawat mendarat dengan posisi tidak sempurna, mengeluarkan asap dari mesin, sebelum akhirnya tergelincir dan menabrak pagar. Api dengan cepat melahap badan pesawat, meninggalkan puing-puing yang sulit dikenali.
“Penumpang terlempar keluar setelah benturan, sehingga peluang untuk bertahan hidup sangat kecil,” ujar seorang pejabat pemadam kebakaran dalam jumpa pers.
Dalam laporan sebelumnya, tim penyelamat menemukan 120 jenazah, sementara 59 lainnya masih dinyatakan hilang.