RIAU ONLINE - Lebih dari 400 anak korban kekerasan di panti asuhan diselamatkan aparat keamanan Malaysia, Rabu, 11 September 2024. Panti asuhan tersebut dikelola organisasi bisnis berbasis Islam di Negeri Jiran
Pejabat kepolisian Malaysia, Inspektur Jenderal Razarudin Husain, ratusan anak tersebut diselamatkan dalam operasi penggerebekan di 20 tempat yang berada di dua negara bagian. Sebanyak 171 pria dewasa, termasuk ustaz ditangkap.
Razarudin menyebut korban yang diselamatkan terdiri dari 201 bocah laki-laki dan 201 anak perempuan. Mereka berusia satu sampai 17 tahun.
Penggerebekan berujung penangkapan itu dilaksanakan aparat keamanan setelah adanya laporan masyarakat terkait dugaan pelecehan seksual terhadap anak-anak di puluhan panti asuhan.
"Semua panti asuhan itu dikelola Global Ikhwan Services and Business (GISB)," ucap Razarudin dikutip dari kumparan, Jumat, 13 September 2024.
Merespons penangkapan, GISB membantah terlibat dalam pelecehan seksual terhadap ratusan anak. Mereka juga membantah mengelola puluhan panti asuhan yang digerebek.
"Bukan kebijakan kami merencanakan dan melaksanakan tindakan yang berlawanan dengan hukum Islam dan hukum nasional," kata GISB.
Mereka pun menuntut penyelidikan menyeluruh perihal kasus yang menyeret nama tersebut.
GISB juga terlibat dalam bisnis di berbagai sektor mulai dari supermarket sampai laundry. Selain di Malaysia GISB beroperasi di Indonesia, Singapura, Mesir, Arab Saudi, Prancis, Australia, dan Thailand.
Razarudin dalam konferensi pers Rabu lalu, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil investigasi awal, anak yang sudah diselamatkan seluruhnya anak karyawan GISB Malaysia. Seluruhnya dibawa ke panti asuhan setelah mereka lahir. Di tempat itu mereka diduga jadi korban pelecehan.
Bentuk pelecehan, ucap Razarudin, termasuk sodomi oleh wali dewasa. Kemudian mereka diduga diajari menyodomi anak-anak lainnya di panti itu.
GISB sendiri dikaitkan dengan kelompok Al-Arqam yang sudah dilarang di Malaysia sejak 1994. GISB pernah mengakui hubungan dengan Al-Arqam namun kini mereka menggambarkan diri sebagai pengusaha yang berdasarkan ajaran Islam.