Karam dengan 1.000 Tahanan, Kapal Perang Dunia Kedua Ditemukan di Sini

Kapal-perang-karam1.jpg
(Australian War Memorial/AFP via VOA Indonesia)

RIAU ONLINE - Kapal Jepang yang karam saat membawa tahanan perang tentara sekutu pada Perang Dunia Kedua telah ditemukan pada 22 April 2023 lalu. Hal ini diumumkan oleh tim penjelajah setelah pencarian selama 12 hari.

Kapal Montevideo Maru tersebut karam setelah ditembak torpedo di perairan Filipina pada 1942 yang menyebabkan korban jiwa terbanyak dalam perang maritim bagi Australia dengan korban tewas total 1.080 jiwa.

Kapal itu ditemukan di kedalaman lebih dari 4.000 meter atau lebih dalam dari kapal Titanic, di lepas pantai Pulau Luzon di Laut China Selatan. Saat pencarian para penjelajah bahkan menggunakan kendaraan laut dalam swakemudi yang dilengkapi sonar.

Yayasan Silentworld, sebuah yayasan nirlaba bermarkas di Sydney yang berdedikasi pada arkeologi maritim dan sejarah, menyatakan tidak akan ada upaya untuk mengambil artefak atau sisa-sisa kerangka untuk menghormati keluarga para korban yang tewas.

“Upaya luar biasa di balik penemuan ini berbicara tentang kebenaran abadi janji nasional Australia yang serius untuk selalu mengingat dan menghormati mereka yang melayani negara kita,” kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, dikutip dari VOA Indonesia, Senin, 24 April 2023.



“Ini adalah jantung dan semangat (slogan) Jangan Sampai Kita Lupa (Lest We Forget),” imbuh Albanese.

Ribuan tahanan dan warga sipil yang dibawa Montevideo Maru ditangkap setela jatuhnya Rabul di Papua Nugini. Kapal itu tidak ditandai sedang membawa tahanan perang.

Pada 1 Juli 1942, kapal selam Amerika Serikat, Sturgeon, menembakkan empat torpedo setelah mengintai kapal itu sepanjang malam. Tembakan torpedo itu menenggelamkan kapal dalam waktu kurang dari 10 menit.

Mereka yang tewas termasuk 1.080 orang dari 14 negara, termasuk 979 orang Australia.

“Para keluarga menunggu bertahun-tahun untuk kabar berita orang-orang yang mereka cintai sebelum mendengar berita tragis mengenai karamnya kapal itu,” kata Direktur Silentworld, John Mullen.

“Sebagian kerabat tidak akan pernah benar-benar menerima orang yang mereka cintai berada di antara para korban. Hari ini, dengan menemukan kapal itu, kami berharap membawa kelegaan bagi banyak keluarga yang menderita akibat bencana yang mengerikan ini,” tutupnya.