RIAU ONLINE, MEXICO CITY-Penangkapan Ovidio Guzman, putra Joaquin 'El Chapo' Guzman, menewaskan 29 orang. Jumlah tersebut diumumkan Pemerintah Meksiko. Korban tewas terdiri dari 10 tentara dan 19 tersangka kriminal.
Ovidio yang dikenal dengan julukan 'El Raton' atau 'Si Tikus', ditangkap di Kota Culiacan di Negara Bagian Sinaloa, Meksiko, Kamis (5/1) waktu setempat. Usai ditangkap ia langsung diterbangkan dengan pesawat militer ke ibu kota Meksiko.
Penangkapan Ovidio menyebabkan pertempuran di Culiacan. Anggota kartel narkoba menyerang para aparat. Membajak kendaraan penduduk, melakukan pembakaran, hingga menembaki helikopter.
"Sepuluh anggota militer sayangnya kehilangan nyawa mereka dalam menjalankan tugas," kata Menteri Pertahanan Luis Cresencio Sandoval, dikutip dari AFP, Sabtu (7/1). Ia menambahkan 19 pelanggar hukum juga tewas dalam operasi itu.
Sandoval mengatakan seorang kolonel yang memimpin batalion infanteri termasuk di antara yang gugur. Timnya diserang setelah penangkapan Ovidio.
Dalam pertempuran itu 35 tentara mengalami luka tembak. Mereka telah dilarikan ke rumah sakit. Aparat juga menangkap 21 pria bersenjata.
Sandoval mengatakan sebuah pesawat penumpang yang baru saja akan lepas landas dari bandara Culiacan, serta dua pesawat Angkatan Udara Meksiko, dihantam saat anggota Kartel Sinaloa melancarkan serangan hebat untuk menyelamatkan bos mereka yang ditangkap.
Akibat serangan itu pesawat angkatan udara harus melakukan pendaratan darurat. Namun dipastikan tidak ada korban jiwa dalam serangan pesawat tersebut.
Penangkapan Putra 'El Chapo'
Ovidio diduga membantu menjalankan operasi ayahnya sejak dia ditangkap dan diekstradisi ke Amerika Serikat (AS) pada 2017. Akibat memperdagangkan ratusan ton narkoba ke negara tersebut selama 25 tahun, 'El Chapo' menjalani hukuman penjara seumur hidup di AS.
Walau begitu, kartelnya tetap menjadi salah satu organisasi perdagangan narkoba terkuat di dunia. AS menuduh, Kartel Sinaloa mengeksploitasi epidemi opioid dengan membanjiri masyarakat dengan fentanyl. Ovidio adalah tokoh kunci kartel tersebut.
Dia dan salah satu saudara laki-lakinya dituduh menjalankan hampir belasan laboratorium metamfetamin di Sinaloa. Mereka diyakini bersekongkol untuk mendistribusikan kokain dan mariyuana.
Ovidio juga diduga memerintahkan pembunuhan sejumlah informan, seorang pengedar narkoba, dan seorang penyanyi yang menolak tampil di pernikahannya.
Penangkapannya kali ini menyusul kegagalan operasi yang berakhir dengan penghinaan bagi pemerintahan Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, pada 2019.
Operasi penangkapan Ovidio dilakukan sebelum pertemuan puncak para pemimpin Amerika Utara di Kota Meksiko yang akan dihadiri Presiden AS, Joe Biden. AS telah menawarkan hadiah USD 5 juta (Rp 78 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Ovidio.
Lonjakan kematian akibat overdosis di AS telah meningkatkan tekanan pada Meksiko untuk memerangi organisasi seperti Kartel Sinaloa. Penangkapan Ovidio lantas membantu memulihkan reputasi penegak hukum setelah kegagalan sebelumnya.
Tekanan dari pemerintahan Biden untuk menargetkan Kartel Sinaloa kemungkinan besar memotivasi Meksiko untuk mengejar Ovidio dikutip dari kumparan.com