RIAU ONLINE - Penggantian Rezim Presiden Filipina Rodrigo Duterte dimulai melalui pemilihan umum. Sejumlah insiden mengerikan turut mewarnai pemilu di Filipina itu.
Bahkan, ledakan granat hingga penembakan terjadi sebelum dan beberapa saat usai pemilu itu berlangsung.
Seperti dilansir dari detikcom, Selasa (10/5/2022), kantor berita AFP melaporkan, terdapat sepuluh kandidat yang bersaing untuk menggantikan Presiden Rodrigo Duterte pada pemilu yang disaksikan banyak orang sebagai momen menghanncurkan demokrasi Filipina yang sudah rapuh.
Tak hanya Putra mantan diktator Ferdinand Marcos, Marcos Jr, dan saingannya Leni Robredo, wakil presiden petahana turt dalam perhelatan pemilu negara itu. Ketiganya dianggap memiliki peluang besar untuk menang.
Sejak sebelum fajar, para pemilih bermasker membentuk antrian panjang untuk memberikan suara mereka di 70.000 TPS di seluruh Filipina.
Namun selang beberapa jam jelang pemilu, sebuah granat dikabarkan meledak di wilayah bergolak di Filipian selatan. Setidaknya, 9 orang dikabarkan terluka akibat ledakan 5 granat.
Serangan itu dilaporkan terjadi pada Minggu malam di kotamadya Datu Unsay di Pulau yang merupakan basis bagi berbagai kelompok bersenjata, mulai dari pemberontak komunis hingga militan Islam.
Beberapa menit kemudian, sebuah granat juga meledak di kota tetangga Shariff Aguak, tetapi tidak ada korban jiwa. Kedua kota tersebut terletak di provinsi Maguindanao.