RIAU ONLINE, BEIRUT-Ledakkan besar dari gudang yang diduga Sodium Nitrat terjadi di Beirut dan menewaslan 50 orang dan 2500 orang luka-luka.
Duta Besar RI untuk Libanon di Beirut, Hajriyanto Y Thohari, melaporkan, area ledakan hanya berjarak 7 kilometer dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
"Lokasi port berdekatan dengan downtown Beirut. KBRI Beirut berjarak sekitar 7 kilometer. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer," ujar Hajriyanto dalam keterangan tertulis, Rabu 5 Agistus 2020.
Meski demikian, berdasarkan update terakhir, seluruh WNI di Beirut dalam keadaan selamat.
Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
"Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat," kata Hajriyanto.
"KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WhatsApp Group dan melalui simpul-simpul WNI. Sejauh ini, WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman," sambungnya.
Saat ledakan terjadi, terdapat 1 WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut. Lokasi RS tidak jauh dari lokasi ledakan.
"Namun [WNI itu] juga sudah terkonfirmasi aman," tutur Hajriyanto.
KBRI juga telah berkomunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan jika ada kabar terbaru mengenai kondisi WNI.
Dua ledakan dahsyat di Beirut diduga berasal dari gudang penyimpanan bahan peledak.
Meski begitu, pemicu dan penyebab ledakan masih belum diketahui pasti.
"Ada Informasi juga bahwa ledakan besar tersebut berasal dari bahan Sodium Nitrat dalam volume besar yang disimpan di Port. Sodium Nitrat adalah bahan putih yang digunakan untuk pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api," tutur Hajriyanto.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com