Warga Palestina dalam aksi unjuk rasa di perbatasan Jalur Gaza berlari menghindari tembakan gas air mata yang diluncurkan melalui drone milik militer Israel, Jumat 30 Maret 2018
(KOMPAS.COM/AFP)
RIAUONLINE - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, pada Selasa (22/7/2020), turut buka suara dalam polemik tidak adanya peta Palestina di dalam Google Maps.
Dalam wawancara dengan Antara di Jakarta, Menlu Retno mengatakan bahwa seharusnya peta negara Palestina ada dalam peta digital Google Maps.
"Harusnya ada," tegas Menlu Retno singkat.
Saat ditanya lebih lanjut soal alasannya, Retno Marsudi mengatakan Palestina memiliki hak yang sama dengan negara lain di dunia untuk eksis.
"Tidak ada hak orang lain, siapa pun dia, untuk begitu saja menghapus hak eksistensi Palestina. Indoneia termasuk satu dari banyak negara yang akan terus membela eksistensi Palestina," imbuh Retno.
Sebelumnya isu tidak adanya peta Palestina di Google Maps mencuat beberapa hari terakhir. Dalam peta digital Google itu hanya terlihat area Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Israel.
Google sendiri membantah telah menghapus Palestina dari Google Maps. Menurut perusahaan asal Amerika Serikat itu, pihaknya sejak awal memang tidak pernah mencantumkan nama Palestina dalam Google Maps.
Google tampaknya mengikuti kebijakan luar negeri AS yang tidak mengakui keberadaan negara Palestina. AS bersama beberapa sekutunya tidak mengakui Palestina dan hanya mengakui Israel. Di dunia sendiri ada 138 negara yang mengakui negara Palestina.
Menlu Retno sendiri dalam wawancara itu tak mengomentari kebijakan Google yang tak mengakui Palestina tersebut.
Artikel ini lebih dulu tayang di Suara.com