RIAU ONLINE, JENEWA-Virus corona disebut sudah menular lewat udara. Pernyataan itu disebut ratusan yang menyakini virus corona dapat berlama-lama di partikel yang lebih kecil di udara dan menginfeksi orang di dalam ruangan. Temuan tersebut berarti mewajibkan orang harus menggunakan masker di dalam ruangan.
Temuan baru telah mendorong para peneliti untuk menyerukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merevisi rekomendasi yang secara radikal, dapat mempengaruhi bagaimana orang menjalani hari-hari mereka di dalam ruangan dan di ruang terbatas.
Jika kesimpulan mereka akurat, masyarakat mungkin perlu tetap memakai masker di dalam ruangan, termasuk ketika mereka jauh secara sosial, dikutip Dailymail dari The New York Times, Selasa 7 Juli 2020.
Ini juga berarti bahwa sistem ventilasi di sekolah, panti jompo, tempat tinggal, dan bisnis perlu menambahkan filter baru ke unit pendingin udara mereka.
Kemungkinan lain adalah bahwa sinar ultraviolet akan digunakan untuk membunuh partikel kecil yang terinfeksi.
Seperti diketahui, WHO mengatakan bahwa penyakit virus corona menyebar terutama dari orang ke orang melalui tetesan ludah kecil dari hidung atau mulut, yang dikeluarkan ketika seseorang dengan Covid-19 batuk, bersin atau berbicara.
Dalam sebuah surat terbuka kepada agensi tersebut, yang rencananya akan dipublikasikan oleh para jurnalis dalam jurnal ilmiah minggu depan, 239 ilmuwan di 32 negara menguraikan bukti yang menunjukkan partikel yang lebih kecil dapat menginfeksi manusia.
Namun, WHO belum berkomentar.
Para ilmuwan memaparkan, apakah dibawa oleh tetesan besar yang memperbesar melalui udara setelah bersin, atau oleh tetesan dihembuskan yang jauh lebih kecil yang dapat meluncur sepanjang ruangan, virus corona melalui udara dan dapat menginfeksi orang ketika dihirup.
Namun, WHO mengatakan, bukti virus yang mengudara tidak meyakinkan.
"Terutama dalam beberapa bulan terakhir, kami telah menyatakan beberapa kali bahwa kami menganggap penularan melalui udara sebagai hal yang mungkin, tetapi tentu saja tidak didukung oleh bukti yang kuat atau bahkan jelas," ujar Dr. Benedetta Allegranzi, pimpinan teknis pencegahan dan pengendalian infeksi WHO.
Ada perdebatan tentang apakah cukup partikel virus dapat bertahan hidup di udara untuk menginfeksi orang yang menghirupnya dalam beberapa jam kemudian.
Pada Maret lalu, para peneliti pemerintah AS mengklaim bahwa virus corona mampu bertahan di udara selama tiga jam dan pada permukaan plastik dan baja hingga tiga hari.
Tes menunjukkan virus dapat bertahan hidup pada tembaga selama empat jam, kardus sepanjang hari dan hingga 72 jam pada plastik dan baja. Artikel ini sudah terbit di Suara.com