Israel Caplok Tepi Barat Tapi Takut Diasingkan Eropa dan Negara Arab/Pemukiman Yahudi Maale Adumim di Tepi Barat/Reuters
(Reuters)
RIAU ONLINE, YERUSALEM-Jika Israel tetap mencaplok Tepi Barat yang diduduki, negara itu berisiko merusak hubungan baiknya dengan negara-negara Arab dan mengasingkan kekuatan Eropa, tetapi dampak diplomatik yang sebenarnya masih belum jelas, kata para pakar.
Belum jelas, cakupan kemungkinan reaksi internasional terhadap negara Yahudi itu, karena belum diketahui tindakan apa yang akan diambil Israel dalam menerapkan rencana perdamaian Timur Tengah yang diusulkan Amerika dalam beberapa hari ke depan.
Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menetapkan 1 Juli sebagai tanggal untuk mulai bertindak menerapkan usul Presiden Amerika Donald Trump, yang membuka jalan untuk mencaplok wilayah Tepi Barat, termasuk permukiman Yahudi yang dianggap ilegal berdasar hukum internasional.
Tetapi menteri pertahanan dan perdana menteri bergilir Benny Gantz mengatakan hari Senin, pencaplokan wilayah Tepi Barat harus ditunda sampai krisis virus corona berhasil diatasi.
Aneksasi hanyalah sebagian rencana Trump, yang menyerukan pula pembentukan negara Palestina yang didemiliterisasi dan sebagian besar dikepung Israel, dengan ibukota di luar Yerusalem - syarat-syarat yang ditolak Palestina.
Pemerintah Trump belum sepenuhnya memberi Israel izin untuk aneksasi, dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan keputusan langkah selanjutnya terpulang pada Israel. Artikel ini sudah terbit di VOA Indonesia