Peneliti Ungkap Pasien Sembuh yang Kembali Positif Covid-19 Tak Tularkan Corona

Penjaga-Kekaisaran-Korea-Selatan.jpg
(AP Photo/Ahn Young-joon)

RIAU ONLINE, SEOUL-Korea Selatan mengumumkan hasil strudi baru bahwa pasien sembuh COVID-19 yang kembali positif virus corona, sebenarnya tidak benar-benar terinfeksi ulang. Mereka juga diklaim tidak akan menularkan virus kepada orang lain. 

Penelitian ini muncul tatkala pasien COVID-19, yang telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan keluar dari rumah sakit di Korea Selatan, harus kembali menjalani tes virus corona karena ada kekhawatiran tertular untuk kedua kalinya.


Dalam risetnya, para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan mengisolasi 108 orang yang terinfeksi virus corona dan dinyatakan positif COVID-19. Setelah diisolasi, semua pasien dinyatakan negatif.

VIrus Corona di Korea Selatan

Seorang karyawan dari perusahaan layanan desinfeksi membersihkan lantai pasar tradisional di Kota Seoul, Korea Selatan, Senin (24/2). Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji



Para ilmuwan kemudian memeriksa 23 pasien untuk mengetahui antibodi virus corona. Hasilnya, hampir semua pasien memiliki antibodi penawar yang dapat menghentikan virus masuk ke dalam sel. Respons imun juga dikatakan bisa melindungi seseorang dari infeksi ulang, setidaknya dalam jangka waktu pendek.


Selain itu, tim juga melacak 790 orang yang melakukan kontak dengan 285 pasien yang kembali dinyatakan positif COVID-19. Hasil pelacakan menemukan, 27 orang dinyatakan positif COVID-19, dengan 24 di antaranya sudah pernah dinyatakan infeksi virus yang sama. 

Hanya tiga dari 790 orang yang dikonfirmasi baru terinfeksi virus corona untuk pertama kalinya. Menariknya, ketiganya teridentifikasi memiliki kontak dengan kelompok agama Shincheonji atau tertular dari keluarganya. 

Artinya, tidak ada kasus baru yang muncul dari penularan pasien yang kembali terinfeksi virus corona. Tim peneliti lantas merangkum, orang yang positif COVID-19 kedua kalinya dianggap peneliti tidak terlalu menularkan virus.

CDC Korea Selatan menyebut, sampel dari pasien yang terinfeksi ulang tidak memiliki virus yang infeksius. Temuan ini menandakan bahwa tes diagnostik positif kedua kalinya hanya mengambil materi genetik virus yang tidak menular atau mati. Kurangnya partikel virus menular berarti orang-orang yang terinfeksi dua kali tidak dapat menularkan virus corona. 

“Ini kabar baik. Tampaknya orang tidak terinfeksi ulang, dan virus ini tidak aktif kembali,” ujar Angela Rasmussen, seorang ahli virus di Columbia University, seperti dikutip Science News. 

“Sekarang kita dapat berhenti khawatir tentang infeksi ulang dan menjawab pertanyaan besar berikutnya tentang seberapa protektif respons imun pada pasien yang pulih, dan berapa lama kekebalan dapat bertahan?”

Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com