(istimewa)
Selasa, 12 Mei 2020 16:28 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAU ONLINE, WASHINGTON-Adu mulut terjadi antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan seorang jurnalis AS keturunan China, Weijia Jiang, saat konferensi pers harian di Gedung Putih, Washington DC, pada Senin 11 Mei 2020 waktu setempat. Akibat insiden tersebut, Trump secara tiba-tiba mengakhiri konferensi persnya.
Adu mulut bermula ketika Jiang yang merupakan wartawan CBS News diberi kesempatan bertanya kepada Trump. Saat itu, Jiang bertanya mengapa Trump terus bersikeras bahwa AS telah bertindak lebih baik daripada negara-negara lain dalam menangani pandemi corona.
Padahal, kata Jiang, setiap hari angka kematian di AS terus bertambah. Lebih dari 80.000 orang meninggal dunia.
"Mengapa itu penting? Mengapa ini menjadi kompetisi global ketika setiap hari orang Amerika masih kehilangan nyawa mereka?" tanya Jiang seperti dilansir AFP, Selasa 12 Mei 2020.
"Mereka kehilangan nyawa mereka di mana-mana di dunia," jawab Trump.
"Dan mungkin itu pertanyaan yang harus kamu tanyakan ke China. Jangan tanya aku, tanyakan China pertanyaan itu, oke?" Trump menegaskan. \Jiang, yang mengaku sebagai 'keturunan China yang lahir di Virginia Barat' di bio Twitter-nya, tak terima dengan jawaban Trump tersebut.
Baca Juga
"Tuan, mengapa Anda mengatakan itu kepada saya secara khusus?" tanya Jiang.
"Saya mengatakannya kepada siapa pun yang akan mengajukan pertanyaan buruk seperti itu," jawab Trump.
Trump kemudian berusaha mempersilakan wartawan lain bertanya ketika Jiang terus menekannya tentang tanggapannya.
Trump memanggil reporter wanita lain, tetapi kemudian segera memanggil orang lain.
Ketika jurnalis perempuan yang ia tunjuk mencoba mengajukan pertanyaan, Trump tiba-tiba mengakhiri konferensi pers dan berjalan kembali ke Gedung Putih.
Donald Trump berikan arahan rahan gugus tugas harian
Usai kejadian itu, Twitter langsung diramaikan dengan tagar #StandWithWeijiaJiang.
"Saya #StandWithWeijiaJiang melawan kemarahan rasis Trump," kata aktor 'Star Trek' dan aktivis Asia-Amerika, George Takei, dalam akun Twitternya.
\
Adapun sejauh ini berdasarkan data Johns Hopkins, kasus positif corona di AS telah mencapai lebih dari 1,3 juta pasien. Dari jumlah itu, lebih dari 80 ribu pasien di antaranya meninggal dunia. Angka kematian pasien corona di AS itu merupakan yang tertinggi di dunia. Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com