Sudah Lihat Video Penampakan, Jepang Siapkan Protokol saat Ketemu UFO

Ilustrasi-penampakan-UFO.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, TOKYO-Jepang bakal menyiapkan protokol pertemuan dengan UFO atau Unidentified Flying Object lewat Kementerian Pertahanan Jepang. Hal ini dilakukan menyusul laporan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, atau populer disebut Pentagon, soal tiga video pendek kemunculan benda asing itu di negaranya. 

Pemerintah menyebut, pilot mereka belum pernah mengalami pengalaman bertemu dengan UFO selama mengudara. Namun, prosedur untuk merespons, merekam, dan melaporkan kemunculan UFO akan dipersiapkan untuk menghindari kebingungan, jika seandainya hal itu terjadi. 

“Sejujurnya, saya tidak percaya dengan UFO,” ujar Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono, dlansir The Japan Times.

“Namun, karena Departemen Pertahanan (Pentagon) merilis video tersebut, saya ingin mendengar dari pihak AS mengenai tujuan serta analisisnya." 
UFO



UFO


Penampakan UFO yang berhasil diabadikan angkatan laut AS. Foto: Department of Defense

Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, mereka punya pesawat jet tempur Angkatan Udara Jepang yang tersebar di tujuh pangkalan, mulai dari Hokkaido hingga Okinawa.

Tim ini bertugas mengidentifikasi setiap pesawat udara tak dikenal yang masuk ke wilayah Jepang. 
Satuan tersebut akan mencoba berkomunikasi dengan pesawat tersebut. Jika pesawat tidak dapat bekerja sama, pilot diperkenankan memberi tembakan peringatan untuk membuat pesawat tersebut mendarat.

Protokol semacam itu akan coba dirancang, jika pilot bertemu dengan UFO atau benda asing misterius di udara. Skenario dibuat untuk pilot yang sedang latihan pesawat tempur maupun dalam misi pengawasan.

“Jika (UFO) dijumpai, latihan akan dibatalkan sesegera mungkin,” ucap seorang narasumber dari Angkatan Udara Jepang, dikutip The Japan Times. “Kami akan berusaha mengidentifikasi (UFO) tersebut dari jarak yang aman, termasuk apakah pesawat tersebut adalah sebuah drone, dan melaporkannya ke Pusat Pengarahan Pertahanan Udara (Air Defense Direction Center) untuk meminta perintah." 
(EDR). Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com