Hasil Penelitian, Orang Kulit Hitam 4 Kali Lebih Berisiko Meninggal Akibat Covid-19/Pasutri berbeda kulit/istimewa
(istimewa)
RIAU ONLINE, LONDON-Sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa orang kulit hitam empat kali lebih mungkin untuk meninggal akibat Covid-19 daripada orang kulit putih.
Hal itu berdasarkan angka resmi yang memperlihatkan perbedaan dramatis dalam dampak pandemi coronavirus di Inggris dan Wales.
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris menemukan bahwa perbedaan dalam dampak virus tidak hanya disebabkan oleh perbedaan yang sudah ada sebelumnya dalam kekayaan masyarakat, kesehatan, pendidikan dan tempat tinggal.
Ilustrasi orang kulit hitam cuci tangan. (Dok: Pixabay)
Ilustrasi orang kulit hitam cuci tangan pakai sabun, sebagai salah satu upaya pencegahan virus Corona Covid-19. (Dok: Pixabay)
Mereka menemukan bahwa setelah memperhitungkan usia, ukuran kesehatan, kecacatan yang dilaporkan sendiri dan karakteristik sosial-demografis lainnya, orang kulit hitam masih hampir dua kali lebih mungkin mengalami kematian yang berhubungan dengan Covid-19 dibanding orang kulit putih.
"Hasil ini menunjukkan bahwa perbedaan antara kelompok etnis dalam kematian Covid-19 sebagian merupakan akibat dari kerugian sosial-ekonomi dan keadaan lainnya, tetapi bagian yang tersisa dari perbedaan belum dijelaskan," kata ONS seperti dilansir dari The Guardian.
Penelitian The Guardian bulan lalu juga mengkonfirmasi kecurigaan bahwa kelompok minoritas menghadapi risiko terbesar dari virus corona. Laporan itu menunjukkan bahwa daerah dengan populasi etnis minoritas tinggi di Inggris dan Wales cenderung memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi selama pandemi sejauh ini.
Zubaida Haque, wakil direktur thinktank ras kesetaraan Runnymede Trust, menyebut temuan itu "mengkhawatirkan".
“Kita tidak bisa mengabaikan betapa pentingnya diskriminasi rasial dan ketidaksetaraan rasial (misalnya di perumahan), bahkan di antara kelompok sosial ekonomi yang lebih miskin, Faktor-faktor ini penting tetapi tidak diperhitungkan dalam sebagian besar pemodelan statistik faktor risiko Covid-19," kata dia.
Helen Barnard, direktur pelaksana Yayasan Joseph Rowntree, mengatakan temuan itu adalah "pengingat yang jelas bahwa meskipun kita semua menghadapi badai yang sama, kita tidak semua berada di kapal yang sama". Artikel ini sudah terbit di Suara.com