((Foto: AFP))
Jumat, 28 Februari 2020 12:36 WIB
Editor: Joseph Ginting
((Foto: AFP))
RIAU ONLINE, TAHERAN-Sejumlah pejabat di negara para mullah itu positif terjangkit virus corona. Bahkan Wakil Presiden Iran Urusan Wanita dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar yang dilaporkan terjangkit virus yang telah membunuh ribuan manusia itu.
Awal pekan ini, Wakil Menteri Kesehatan Iran, Iraj Harirchi tampak tak sehat saat jumpa pers terkait virus corona. Saat berbicara di depan media, ia sempat beberapa kali menyeka wajahnya menggunakan sapu tangan. Hingga beberapa jam kemudian, pejabat itu dilaporkan positif terjangkit virus corona.
Kantor berita Anadolu juga melaporkan, Mojtaba Zonnour, ketua komisi keamanan dan hubungan luar negeri parlemen Iran, pada Kamis mengatakan ia telah dinyatakan positif terkena virus korona.
Zonnour, yang juga seorang wakil dari kota Qom yang dilanda virus di negara itu, mengungkapkan dia sedang berada di karantina, melalui sebuah unggahan video.
Tiadakan Salat Jumat
Akibat kondisi itu, pemerintah Iran kini tengah berjibaku mencegah penyebaran virus corona di negara itu. Salah satu langkahnya adalah meniadakan salat Jumat pada pekan ini.
Baca Juga
Dilansir dari Reuters, Jumat 28 Febrauri 2020, angka kematian akibat virus corona di Iran telah mencapai 26 orang, sementara jumlah penderita berada di angka 245 orang.
Peniadaan salat Jumat dilakukan agar masyarakat tidak berkumpul di satu ruangan dalam satu waktu. Langkah ini diumumkan oleh pemerintah 23 kota di 31 provinsi Iran, termasuk di antaranya ibu kota Teheran dan kota suci Syiah, Qom.
Selain itu, Iran juga melarang warga China masuk ke negara mereka. Warga Iran juga diimbau untuk tidak bepergian dulu, baik di dalam maupun ke luar negeri.
Peningkatan jumlah penderita dan angka kematian di Iran sangat pesat, padahal kasus pertama baru tercatat pada 19 Februari lalu.
"Dalam 24 jam terakhir, kami mengkonfirmasi ada 106 kasus baru. Angka kematian mencapai 26 orang," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianush Jahanpur.
Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki mengatakan, ada larangan baru di Qom dan Mashhad, kota suci umat Syiah. Dalam larangan itu, peziarah di situs-situs suci diharapkan segera keluar setelah beribadah.
"Dilarang berkumpul di dalam situs-situs," kata Namaki.
Presiden Hassan Rouhani mengatakan pada Rabu lalu bahwa Iran tidak akan melakukan karantina dan isolasi terhadap kota-kota dengan penderita virus corona. Namun pemerintah Rouhani telah membatalkan beberapa turnamen olahraga, pagelaran budaya, dan konferensi dalam beberapa pekan ke depan.
Artikel ini sudah terbit di Suara.com