RIAU ONLINE, BEIJING-Pemerintah China mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Ternyata pasien yang sudah tertular corona dapat kembali terjangkit.
Namun kabar baiknya, China mengklaim 143 orang warganya sembuh dari virus corona.
Pakar medis di China memperingatkan soal kemungkinan pasien yang telah pulih dapat terjangkit kembali novel coronavirus. Karena itu, mereka mengimbau agar orang-orang menghindari keramaian, bahkan untuk sekadar berolahraga di ruang terbuka.
Dalam sebuah konferensi pers pada Jumat 31 Januari 2020, Zhan Qingyuan, selaku Direktur Pengendalian Penyakit Menular dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang mengatakan, orang-orang yang telah terjangkit virus akan mengembangkan antibodi. Namun, mereka tetap harus waspada dengan menjaga kondisi tubuh agar tidak kembali terinfeksi.
"Antibodi mungkin tidak bertahan lama, jadi masih ada risiko pasien yang pulih ini akan terinfeksi lagi," kata Zhan, sebagaimana diberitakan South China Morning Post.
Pasien yang telah pulih memang diperbolehkan untuk kembali beraktivitas, namun Zhan menyarankan agar mereka menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang, misalnya, melakukan hobi menari secara berkelompok.
Meski ratusan pasien telah dinyatakan pulih, hingga saat ini China belum menyebutkan obat atau vaksin apa yang mereka gunakan untuk menyembuhkan pasien yang sebelumnya terjangkit novel coronavirus (2019-nCoV). Berdasarkan siaran pers Kedutaan Besar China untuk Indonesia yang diterima kumparan, Kamis (30/1), mereka hanya menjelaskan beberapa prosedur perawatan bagi pasien yang terjangkit virus corona novel.
Prosedur perawatan yang diberikan bersifat supportif untuk mengatasi gejala klinis yang dialami si penderita, mulai dari gejala ringan, sedang, hingga kronis. Beberapa obat dan tata laksana perawatan tersebut adalah cara penanganan yang lazim dilakukan, ketika obat atau vaksin suatu penyakit belum ditemukan.
Menyusul keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendeklarasikan darurat kesehatan publik global atas penyebaran coronavirus, Amerika Serikat menyarankan agar tidak bepergian ke China.
"Jangan bepergian ke China, karena coronavirus novel pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China," kata seorang penasihat perjalanan yang dikeluarkan oleh AS. "Wisatawan harus siap dengan pembatasan perjalanan yang diberlakukan dengan sedikit atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Operator komersial telah mengurangi atau menangguhkan rute ke dan dari China."
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com