JEMAAH haji dari Amerika Serikat, Zainab Nasir (kiri), Shahidah Sharif, Jamila Rashid (kedua dari kiri), dan seorang teman berjalan di Masjidil Haram sebelum mengelilingi KaKbah untuk menjalankan ibadah haji, 21 September 2015.
(VOAINDONESIA/AP)
RIAU ONLINE - Jangan bandingkan betapa mudahnya berhaji bagi umat muslim Amerika Serikat ke tanah suci dibandingkan umat muslim asal Indonesia.
Selain mudah, biayanya juga lebih murah dibandingkan Ongkos Naik Haji (ONH) ditetapkan Pemerintah Indonesia. Dua pendiri biro perjalanan haji dan umrah di Amerika Serikat mengaku prihatin atas kenyataan itu dan mengatakan seharusnya situasinya terbalik.
"Lebih mudah dan lebih murah. Dua itulah dirasakan jemaah haji asal Indonesia ketika menunaikan ibadah haji dari Amerika," kata Ustad Shamsi Ali, dilansir dari VOA INDONESIA, afiliasi RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 19 Juli 2019.
Ustad Shamsi Ali menjelaskan, lebih mudah karena calon jemaah tidak perlu menunggu lama untuk berangkat ke tanah suci, seringkali hanya beberapa pekan sebelum jadwal keberangkatan. Jadi, begitu berniat, tahun itu juga bisa berangkat.
“Sangat jauh lebih gampang,” ungkap Shamsi Ali.
Ustad ini sejak setahun lalu membentuk divisi perjalanan haji dan umrah dalam Nusantara Foundation USA di New York. Tahun 2019 ini kali pertama mulai memberangkatkan jemaah.
VOAINDONESIA/AP
JAMILA Rashid (40), jemaah haji asal Amerika Serikat, sedang melakukan tawaf saat mengikuti ibadah haji di Mekah, Arab Saudi, 21 September 2015.
Ketiadaan birokrasi, menurut Shamsi Ali, membuat proses perjalanan haji sangat mudah. “Memang kita tidak punya kuota jadi masing-masing travel agent punya hak untuk merekrut,” ujar Shamsi Ali.
Malahan dulu, menurut Mohamad Joban, pendiri Ar Rahman Hajj & Umrah pada 1992 di Redmond, negara bagian Washington, siapa saja berencana naik haji, bisa mendaftarkan diri ke Kedubes Arab Saudi untuk mendapat visa, dan langsung berangkat.
Kini, jemaah harus dikoordinir imam dan biro perjalanan akan membimbing dan memastikan semua sesuai peraturan.
“Pengurusannya singkat, kemudian semua orang bisa mendaftar mendadak selama masih ada seat-nya. Pengurusan di sana (Arab Saudi) simpel karena waktunya singkat,” papar Joban.
Di Indonesia, kini tidak ada kemudahan itu. Secara umum calon jemaah harus menunggu. Masa tunggu bervariasi, mulai dari 11 hingga 39 tahun, bergantung pada provinsi tempat tinggal calon jemaah.
Menurut Joban, di Amerika tidak perlu menunggu karena jumlah yang pergi haji sangat kecil dibandingkan jumlah dari Indonesia. Ia memperkirakan, ada sekitar 10 ribu jemaah dengan kenaikan hingga 30 persen dibandingkan 25 tahun lalu.
Faktor kenaikan, ia mengutip kemudahan transportasi, komunikasi dan bertambahnya jumlah Muslim di Amerika Serikat.
Biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) di Amerika lebih tepat dibandingkan dengan program ONH Plus di Indonesia, terutama dari segi waktu dan fasilitas.
Tahun ini, BPIH dari Amerika paling tinggi 13 ribu Dolar AS atau sekitar Rp 181,7 juta. Dengan fasilitas dan layanan sama ONH Plus di Indonesia bisa mencapai 20 ribu Dolar AS atau Rp 279,6 juta.
"Perbedaan harga itu cukup mencolok dan sulit diterima. Memang aneh," kata Mohamad Joban. “Indonesia, mestinya lebih murah karena tiketnya lebih murah,” ujar Joban.
Alasan Joban, tiket dari Jakarta ke Jeddah lebih murah dibandingkan dari kota-kota di Amerika. Selain itu, secara jarak, Indonesia ke Arab Saudi lebih dekat dibandingkan dari Amerika.
VOAINDONESIA/AP
JEMAAH haji melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah dalam pelaksaan ibadah haji di Mekah, Arab Saudi, 16 Agustus 2018.
“Dengan harga misalnya… sekarang ini sekitar 9.000-lah, itu sudah bisa tinggal di hotel bintang lima di Mekah maupun Madinah dengan fasilitas tidak kalah-kalah dari mereka terkadang bayar hingga 20 ribu Dolar AS dari Indonesia,” kata Shamsi Ali.
Pungli Picu Biaya Haji Tinggi
Joban menunjuk banyaknya kutipan, dari bawah hingga Kementeriaan Agama, sebagai penyebab tingginya ONH. Pengutipan terjadi karena jalur pengurusan pemberangkatan haji berlapis-lapis.
Hal senada disampaikan Shamsi Ali pernah aktif sebagai tenaga musim haji.
“Kemungkinan besar ada bayar sini, bayar situ. Di Indonesia terbiasa memudahkan urusan, biasanya ngasih. Ya saya tidak ingin memakai kata negati. Akan tetapi biasanya ngasih nyuap lah. Nah, itu masih terjadi,” ujar Shamsi Ali.
Di Amerika, urusan pemberangkatan haji dilakukan biro perjalanan haji jumlahnya kini antara 300 dan 500, termasuk Ar Rahman, tahun ini menetapkan ONH 9.500 Dolar AS.
ONH dibayarkan langsung ke agen, mencakup visa, konsultasi dan bimbingan, akomodasi dan transportasi, hingga pendampingan saat pelaksanaan ibadah.
Walaupun masih lebih murah dibandingkan ONH di Indonesia, menurut Joban, ONH di Amerika dua tahun ini naik. Untuk mengatasinya, masa pelaksanaan ibadah haji dikurangi. Kalau dulu Ar Rahman Hajj menyelenggarakan ibadah haji hingga 21 hari, kini hanya 15 hari.
Lonjakan biaya paling besar pada akomodasi akibat menyusutnya jumlah hotel dengan dibongkarnya 500 hotel yang dinyatakan tidak aman atau tidak layak.
Tetapi bagi Shamsi Ali, itu tidak masalah. “Yang penting tidak terlalu banyak urusan-urusan birokrasi,” kata Shamsi Ali