RIAU ONLINE - Produsen pesawat raksasa terbesar di dunia asal Amerika Serikat, Boeing, terpaksa memarkirkan puluhan unit pesawat 737 Max Jet yang tidak terkirim di tempat parkir mobil karyawan.
Boeing sendiri mengklaim langkah itu adalah bagian dari "rencana manajemen inventaris", menurut Business Insider dikutip dari independent.co.uk, Rabu, 26 Juni 2019.
Rekaman diambil kantor berita Seattle KING-TV menunjukkan sejumlah pesawat di parkir bersama mobil di fasilitas Renton perusahaan di Washington, AS.
"Kami menggunakan sumber daya di seluruh perusahaan Boeing selama jeda dalam pengiriman 737 Max, termasuk fasilitas kami di Puget Sound, Boeing San Antonio dan di Moses Lake, ” kata juru bicara Boeing.
Semua pesawat Boeing 737 Max telah di-grounded sejak Maret 2019, setelah kesalahan perangkat lunak terlibat dalam dua kecelakaan fatal.
Pada Oktober 2018, penerbangan Lion Air 610 menabrak Laut Jawa 12 menit setelah lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta, menewaskan semua 189 penumpang dan awak.
Hanya empat bulan kemudian, penerbangan Ethiopian Airlines 302 jatuh di dekat Kota Bishoftu enam menit setelah lepas landas, menewaskan semua 157 orang di dalamnya.
Diperkirakan kedua kecelakaan itu sebagian disebabkan masalah perangkat lunak sama, 737 Max Manoeuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) baru atau bagian dari sistem anti-stall.
Boeing saat ini sedang menunggu persetujuan untuk peningkatan perangkat lunak untuk menghentikan masalah yang terjadi lagi.
Akibatnya, maskapai tidak menerima pengiriman pesanan 737 Max mereka sampai masalahnya benar-benar diperbaiki. Sementara pesawat yang telah dibuat, justru menjadi masalah dalam penyimpanan untuk Boeing. Pabrikan burung besi itu juga mengatakan pada April krisis 737 Max telah menelan biaya $ 1 miliar.