RIAUONLINE - NASA akan membuka bagian-bagian dari Stasiun Antariksa Internasional untuk lebih banyak peluang komersil, demikian pengumumannya yang dibuat hari Jumat, memungkinkan sektor swasta untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas stasiun antariksa itu dalam berbagai cara yang berbeda, termasuk misi astronot swasta.
Badan antariksa itu sebelumnya telah menampik berbagai perusahaan komersial di saat lampau, namun biaya untuk mengoperasikan stasiun antariksa, yang adalah salah satu pengeluaran terbesar dari badan antariksa itu, saat ini mencapai antara $3 hingga $4 miliar per tahun, atau lebih dari $8 juta per hari.
Para pemimpin NASA telah mengaskan badan itu berangsur-angsur akan mengalihkan kemampuan untuk mengendalikan stasiun antariksa dan kawasan antariksanya, orbit rendah bumi, ke sektor swasta.
“Yang sebenarnya adalah, ini merupakan sebuah investasi ke masa depan untuk permintaan sarana pada orbit rendah bumi,” tutur Mike Read, manager Commercial Space Utilization di Johnson Space Center NASA, kepada VOA News. “Apa yang ingin kita lakukan adalah mengungkit stasiun itu dan mencoba untuk membuat pihak lain mengajukan model bisnis … sementara kami menyediakan infrastrukturnya yaitu stasiun antariksa.”
Dengan mengalihkan kendali stasiun antariksa ke perusahaan komersial, NASA dapat memperoleh lebih banyak dana untuk mengejar misi-misi yang lebih ambisius, seperti membangun stasiun antariksa yang baru di sekitar bulan dan mengirimkan manusia kembali ke permukaan bulan.
Pada akhir tahun 2018, badan tersebut telah menyeleksi 12 perusahaan untuk mempelajari pertumbuhan potensial dari ekonomi orbit rendah bumi dan mencari cara yang terbaik untuk mendorong permintaan untuk perjalanan manusia ke antariksa (orbit rendah bumi artinya ketinggian di bawah 2.000 km).
Kelompok ini telah melakukan curah pendapat terkait cara-cara bagaimana perusahaan dapat menghasilkan keuntungan di stasiun antariksa, dan anggota-anggota itu memutuskan dengan memungkinkan perusahaan itu untuk membangun dan memasarkan produk-produknya dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia di statsiun antariksa akan membantu memicu ekonomi yang telah didambakan oleh NASA.
Namun perjalanan ke antariksa tidaklah murah.
Misi astronot swasta akan dibatasi hanya dua perjalanan per tahunnya, atau sekitar 12 astronot per tahun, dan biayanya akan lumayan mahal. Biaya perjalanan dan akomodasi harus ditanggung oleh sektor swasta.
Untuk saat ini, satu-satunya cara untuk mencapai stasiun antariksa adalah melalui wahan antariksa yang dikembangkan oleh SpaceX milik Elon Musk dan Boeing, jadi “berapapun harga yang dipatok oleh Boeing dan SpaceX terserah pada mereka,” ujar Jeff DeWitt, ketua eksekutif keuangan NASA.
NASA membayar sekitar $80 juta per kursi, sebuah harga yang berusaha ditekan badan itu menjadi $50 juta per kursi untuk mengirimkan astronot-astronotnya.
Terlepas dari biaya untuk mengirimkan astronot ke sana, perusahaan-perusahaan berusaha untuk bekerja di stasiun antariksa akan harus menanggung biaya selama tinggal di sana: Biaya menginap per malam sekitar $35.000 per orang, ujar DeWit.
“Sekarang tergantung kreativitas anda – kecerdkan anda – dan rencanakan bagaimana anda dapat menghasilkan pemasukan potensial,” ujar Bill Gerstenmaier, wakil administrator NASA untuk eksplorasi umat manusia.
‘Belajar dari pengalaman’
“Ini adalah awal bagi kita untuk secara aktif membuka dialog dengan industri untuk memperhitungkan bagaimana kita dapat membuka ruang angkasa untuk aktivitas-aktivitas komersil, dimana pemasukan dapat dihasilkan dari perusahaan-perusahaan swasta …. Ini akan terus berkembang dan pengalaman untuk belajar bagi kedua belah pihak.”
Read yang mewakili NASA menunjukkan elemen penting untuk upaya baru ini: “Kami adalah bagian dari birokrasi pemerintah yang mencoba untuk mendorong berkembangnya ekonomi yang baru. Ini benar-benar berbeda,” ujarnya.
Artikel ini lebih dulu tayang di VOAindonesia dengan judul: NASA: Perjalanan Antariksa untuk Warga Biasa akan Segera Terwujud