Warga menyaksikan tayangan televisi tentang rencana pendaratan pesawat ruang angkasa Israel, Beresheet, sesaat sebelum pesawat itu menabrak Bulan. Mereka menyaksikan acara tersebut di Planetaya Planetarium, di Kota Netanya, 11 April 2019.
(AFP)
RIAUONLINE - Misi Israel untuk mendaratkan pesawat luar angkasanya di bulan dianggap sebagai aksi yang sukses dan sangat luar biasa. Namun demikian, pesawat pejelajah antariksanya harus menabrak permukaan bulan dan pecah berkeping-keping.
Pendaratan di Bulan yang dijuluki Beresheet, dari kata Ibrani yang berarti Genesis, sedianya menjadi pesawat penjelajah antariksa pertama yang dibuat secara pribadi untuk mendarat di permukaan tersebut.
Ukrannya sebesar mesin cuci dan membawa kapsul waktu yang diisi artefak Israel dan perangkat buatan NASA untuk mengukur medan magnet.
Jutaan warga menonton langsung di televisi, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, ketika Beresheet melayang di atas Bulan. Mesinnya menyala untuk memperlambat pendaratannya. Tetapi tiba-tiba mesin-mesin itu macet dan pesawatnya jatuh ke permukaan Bulan. Akibatnya, komunikasi radio ke Bumi terputus.
Foto permukaan Bulan yang diabadikan oleh pesawat ruang angkasa Israeli, Beresheet, dan diperoleh oleh Reuters dari Space IL, 11 April 2019.
"Kita benar-benar jatuh di permukaan Bulan," kata Industri Dirgantara Opher Doron Israel. Namun ia mengatakan misi itu berhasil karena hampir mendarat.
"Kita akan mencoba lagi," kata Netanyahu. Sedangkan Presiden Reuven Rivlin mengatakan "Kita sangat mengagumi orang-orang hebat yang membawa pesawat penjelajah antariksa itu ke Bulan. Memang, tidak seperti yang kita harapkan, tetapi pada akhirnya kita akan berhasil."
Sejauh ini, hanya Amerika, China dan Rusia yang berhasil menempatkan pesawat penjelajah antariksa di Bulan. Tetapi tidak satu pun dari penjelajah itu dibuat oleh perusahaan swasta.
Artikel ini lebih dulu tayang di VOAIndonesia dengan judul: Pesawat Ruang Angkasa Israel Tabrak Bulan