RIAU ONLINE - Bagi sebagian pekerja wanita bahkan ibu rumah tangga di Kanada, stigma buruk merokok dengan menggunakan ganja sudah dianggap biasa.
Terutama di tempat-tempat seperti di Ottawa yang telah lama melegalkan ganja untuk keperluan rekreasi sejak Oktober 2018 lalu.
"Merokok ganja membuat saya jadi ibu yang lebih baik," kata ibu sekaligus wanita karir, Karine Cyr.
Dia mengatakan bahwa sebagai pengguna, banyak keuntungan didapatkan. Dirinya mampu menyelesaikan pekerjaan rumah sampai dapat mengurus anak dengan lebih baik.
" Yang jelas ketika saya menggunakan ganja, tetap saja menyelesaikan pekerjaan rumah, bermain bersama anak. Bahkan menjadi lebih sabar sama anak-anak, lebih perhatian," terangnya.
Aksi ilegal bahkan akan mendekam dibalik jeruji penjara dalam waktu yang cukup lama jika diterapkan di Indonesia ini didukung penuh oleh pengikutnya di grup Facebook buatannya.
Dimana beranggotakan para wirausahawan, psikolog, model, fotografer dengan berbagai latar belakang yang berbeda.
"Pokoknya semua perempuan dari berbagai bidang,” kata Cynthia Petrin menambahkan.
Hal senada juga dituturkan oleh wanita karir berusia 30, Jordana Zabitsky. Sama halnya dengan Karine, mengkonsumsi ganja baginya sudah seperti penyemangat hidup.
“Saya harus kerja penuh waktu. Tidak hanya itu, rumah juga dituntut bersih. Belum lagi harus membayar berbagai macam tagihan secara tepat waktu. Banyak sekali tuntutan tinggal disini. Apalagi cuma seorang diri. Maka, dengan ganja saya bisa melakukan semua itu dengan baik," jelasnya.
Pada kesempatan yang berbeda, Kementerian Kesehatan Kanada memperingatkan para wanita dan ibu-ibu yang ada disana untuk berhati-hati mengkonsumsi barang haram tersebut.
Apalagi tingginya risiko penghisap ganja pasif. Kemenkes Kanada juga menyebutkan para penggunaan ganja dapat mengurangi konsentrasi orang tua pada anak dan memengaruhi keputusuan dan reaksi saat situasi darurat.
Tulisan ini pertama tayang di voaindonesia.com dengan judul
Sejumlah Ibu Kanada: ‘Ganja Bikin Saya Jadi Orang Tua yang Lebih Baik’