40 Tahun Revolusi Islam Iran, Rouhanni Timpali Tuduhan Tramp

iran.jpg
((AP Photo))

RIAUONLINE - Ratusan ribu warga Iran, termasuk tentara, pelajar, ulama, dan wanita berpakaian cadar yang menggedong anak, berkumpul di tengah cuaca dingin yang menyelimuti ibu kota Teheran, untuk menandai peringatan terkait.

Stasiun televisi pemerintah memperlihatkan kerumunan orang membawa bendera Iran seraya meneriakkan "Kematian bagi Israel, Kematian bagi Amerika", yang merupakan jargon utama revolusi negara itu.

Beberapa orang terlihat membakar bendera AS di bawah potret Ayatollah Ruhollah Khomeini, ulama Syiah yang menggulingkan dinasti Shah pada 1979 silam.

Dalam pidato peringatan 40 tahun revolusi Islam, Senin 11 Februari, Presiden Iran Hassan Rouhanni menyebut timpalannya di Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sebagai "bodoh" karena berupaya menghancurkan negaranya.

Meski begitu, Rouhani bersikeras bahwa apapun "rencana jahat musuh" terhadap Iran akan gagal, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa (12/2/2019).



"Kehadiran orang-orang hari ini di berbagai jalan di seluruh Iran ... berarti bahwa musuh tidak akan pernah mencapai tujuan jahatnya di sini," kata Hassan Rouhani yang mengajak kerumunan massa di Lapangan Azadi (Kebebasan) Teheran, untuk mengutuk "konspirasi" pimpinan AS.

Rouhani juga menegaskan dalam pidatonya bahwa "tidak perlu dipertanyakan kepatuhan terhadap pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei".

Di saat bersamaan, Donald Trump mengetwit sebuah gambar dengan keterangan dalam bahasa Paris, yang menyebut revolusi telah gagal total di Iran.

"40 tahun korupsi. 40 tahun represi. 40 tahun teror. Rezim di Iran hanya menghasilkan kegagalan #40yearsoffailure. Orang-orang Iran yang telah lama menderita layak mendapatkan masa depan yang lebih cerah," twitnya dalam aksara Parsi, yang dibarengi oleh gambar berisi pernyataan serupa dalam bahasa Inggris.

Twit tersebut langsung dibalas oleh menteri luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, dalam bahasa Inggris. Isinya kurang lebih menyindir beberapa tindakan sepihak AS, yang dinilainya, berusaha menghancurkan kedaulatan dan perdamaian di Negeri Persia.

Artikel ini sudah lebih dulu tayang di Liputan6.com dengan judul: 40 Tahun Revolusi Islam Iran, Donald Trump Jadi Target Kemarahan Pemimpin Setempat