(Reuters)
Selasa, 14 Agustus 2018 15:32 WIB
(Reuters)
RIAUONLINE, YAMAN - Sungguh tragis dan mengerikan, nasib sekelompok anak-anak di wilayah utara Yaman yang ingin berwisata merayakan kelulusan mereka. Bus berisi anak-anak yang ceria itu, tiba-tiba dihantam misil dari koalisi Arab Saudi.
Tak ayal lagi, perjalanan mereka pada Kamis, 9 Agustus 2018 pekan lalu itu pun menjadi hari terakhir mereka.
Dilansir dari edition.cnn.com yang dikutip dari Tempo.co, Selasa 14 Agustus 2018, keceriaan mereka sempat diabadikan dalam sebuah rekaman video.
Rekaman itu, diambil oleh seorang anak bernama Osama Zeid Al Homran, yang memperlihatkan teman-teman sekelasnya tengah bergembira, menggambar, menghapal Quran dan mengobrol di dalam bus sekolah.
Dalam rekaman itu jelas memperlihatkan keceriaan hari itu yang sebenarnya hari terakhir mereka hidup di dunia. Osama yang mengambil rekaman video ini menjadi satu dari 51 korban tewas. Terdengar suara Osama di video itu kepada teman-temannya agar berfoto bersama.
"Anak-anak sangat bergembira dengan perjalanan ini. Mereka telah membicarakan perjalanan ini selama berhari-hari. Mereka ini hanya anak-anak," kata Yahya Hussein (40), salah satu guru.
Hussein seharusnya ikut mendampingi perjalanan wisata itu. Namun dia datang terlambat.
"Mereka ini hanya anak-anak yang tertawa, bermain, yang sangat bergembira beberapa hari lalu dengan perjalanan wisata ini. Sekarang mereka hanya tumpukan mayat. Saya tak bisa berkata apa-apa," kata Hussein.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi menghantam bus sekolah yang penuh penumpang itu dengan bom Raytheon Mark 82. Sebagian besar korban adalah anak-anak berusia 6 tahun sampai 11 tahun sehingga kecaman dunia internasional pun sangat deras.
Arab Saudi, sebuah negara yang bertetangga dengan Yaman, memimpin koalisi negara-negara Teluk untuk melawan kelompok garis keras Houthi di utara Yaman. Iran dituding mendukung kelompok garis keras Houthi.
Menteri Kesehatan Houthi, Taha al-Mutawakil, mengatakan serangan udara itu menewaskan 51 orang, dimana 40 korban tewas adalah anak-anak. Namun jumlah itu dengan cepat berubah menjadi 56 korban tewas dan 79 korban luka-luka.
UNICEF menyebut, serangan pada Kamis, 9 Agustus 2018, tercatat sebagai serangan terburuk pada anak-anak sejak meletupnya perang Yaman pada 2015.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id