(REUTERS)
Sabtu, 23 Juni 2018 13:07 WIB
Editor: Yola Ristania Vidiani
(REUTERS)
RIAU ONLINE - Donald Trump resmi menjabat Presiden Amerika Serikat setelah dilantik pada 20 Januari 2017. Trump mengalahkan lawannya Hillary Clinton dari Partai Demokrat di ajang pemilu.
Saat pidato pelantikannya, Trump dengan berapi-api mengungkapkan ambisinya untuk membasmi serangan teror dari kelompok Islam ekstrem dan mendahulukan kepentingan rakyat AS dibanding lainnya melalui slogan 'Make America Great Again'.
Serangkaian kebijakan dibuat untuk diterapkan, sejak Trump resmi sebagai pemimpin negara tersebut. Sayangnya, seringkali kebijakan-kebijakan Trump justru menuai kecaman sebab dibuat seolah tanpa pertimbangan dan memberikan banyak kerugian.
Berikut sederet kebijakan Trump yang menuai kecaman dari berbagai pihak, seperti melansir merdeka.com, Sabtu, 23 Juni 2018.
1. Larangan masuk AS bagi warga negara mayoritas Muslim
Perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump tak lama setelah menjabat menjadi presiden adalah larangan masuk ke AS bagi penduduk dari negara mayoritas Muslim. Negara-negara tersebut di antaranya Iran, Libya, Suriah, Somalia, Sudan dan Yaman.
Perintah ini dikeluarkan Trump sebab ia tak ingin mencelakakan warganya. Dia juga mengaku tidak bisa memercayai orang Muslim secara keseluruhan.
Baca Juga
"Sebagai presiden, saya tidak boleh membiarkan orang masuk ke negara ini hanya untuk mencelakakan kita semua," tegas Trump.
Kebijakan ini sontak menuai kecaman dari publik dunia. Sejumlah pihak menyebut bahwa Trump seolah mencurigai dan menganggap bahwa warga Muslim memberikan ancaman bagi penduduknya.
2. Akui Yerusalem sebagai ibu kota Israel
Pada 7 Desember tahun lalu, Trump menggemparkan dunia lewat sebuah pernyataannya. Dalam pidatonya di Gedung Putih, Trump mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Usai membuat pengumuman tersebut, Trump langsung memerintahkan Kementerian Luar Negeri AS untuk memulai proses pemindahan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pengakuan tersebut sontak mengundang kemarahan dari berbagai pihak. Negara Liga Arab, Prancis, Australia, Inggris, Rusia, Malaysia dan terkecuali Indonesia turut mengecam pengakuan Trump tersebut. Gelombang protes pecah dari berbagai penjuru dunia untuk menolak keputusan Trump itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam sebuah pernyataan menyebutkan keputusan Trump hanya membuat situasi yang memang sudah kompleks di Timur Tengah, menjadi semakin kacau. Pertemuan luar biasa pun digelar oleh organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk merespons keputusan Trump dan menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
3. Ingin pisahkan anak-anak imigran dengan orangtuanya
Trump membuat kebijakan baru, yakni dirinya tidak akan memberikan toleransi bagi para penyeberang ilegal di perbatasan AS-Meksiko. Dia ingin semua imigran ilegal ditangkap dan dituntut secara kriminal di bawah undang-undang pidana negara sebagaimana diusulkan Jaksa Agung Jeff Sessions.
Sementara, anak-anak para imigran yang dipenjarakan untuk disidang akan ditampung di pusat penahanan.
Kebijakan ini sontak kembali menguncang kemarahan internasional. Banyak pihak mengkritiki keputusan Trump ini. Bahkan, Paus Fransiskus menyebut pemisahan anak-anak dari orangtua karena mereka imigran ilegal bertentangan dengan nilai-nilai di agama Katolik dan tidak bermoral.
Namun tak lama setelah mengeluarkan kebijakan itu, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mengubah keputusan tersebut. Dalam pernyataan, Trump berjanji akan menjaga anggota keluarga imigran agar tetap bersama dalam tahanan.