Berusia 700 Tahun, Pohon Suci Ini Dipasangi Infus Agar Tak Mati

Pohon-suci.jpg
(SUARA.COM)

RIAU ONLINE - Sebatang pohon banyan berusia 700 tahun di Mahbubnagar, India, yang cabang-cabangnya menyebar seluas 1,2 hektare terpaksa dipasangi berbotol-botol infus karena sekarat diserang rayap.

Pohon banyan (Ficus benghalensis) dikenal sebagai pohon nasional India dan dianggap sebagai tumbuhan suci dalam tradisi Hindu. Adapun pohon banyan yang diklaim sebagai yang tertua kedua di dunia itu, merupakan salah satu objek wisata terkenal di Mahbubnagar.

Masalah pada pohon itu diketahui ketika salah satu cabangnya rontok karena digerogoti rayap. Alhasil pemerintah lokal, didukung oleh departemen kehutanan setempat menutup sementara objek wisata dan mulai memasang berbotol-botol infus berisi pestisida untuk mengusir rayap dari pohon uzur tersebut.

"Cabang pohon yang menopang akar mulai dipenuhi oleh rayap," lapor petugas hutan bernama Chukka Gangi Reddy, seperti yang dilansir laman Suara Rabu 25 Aprip 2018.



"Ada banyak dahan pohon yang menggelayut karena digunakan sebagai ayunan oleh para turis," imbuh dia.

Adapun pestisida yang digunakan bernama klorpirifos. Senyawa kimia itu disiram di parit yang telah dibuat di sekitar pohon dan di dalam lubang yang dibuat di bagian batang pohon yang terserang rayap.

"Kami mendapat ide untuk menyuntikkan pestisida yang telah dicairkan ke dalam pohon melalui infus. Kami pikir dengan cara meneteskannya ke bagian yang terkena rayap dapat membantu," tambah Reddy.

Cabang-cabang pohon tersebut menyerap larutan dalam 10 hingga 14 jam. Mereka menggantungkan botol-botol infus itu dengan jarak 2 meter pada setiap cabang. Kini pohon itu sudah semakin sehat. Mereka berencana untuk membuka obyek wisata ini kembali setelah berdiskusi dengan pemerintah, tetapi kali ini wisatawan hanya dapat melihatnya dari balik barikade.

Sementara itu, Institut Teknologi Kimia India menyarankan agar seluruh area yang ditutupi oleh pohon diberikan pestisida karena permasalahan awalnya berasal dari akar dan memburuk karena kurangnya kebersihan dan perusakan yang dilakukan oleh wisatawan.(2)