ANC Serang Zuma, Rencanakan Pemungutan Suara Mosi tak Percaya

Presiden-Afsel-Zuma.jpg
(VOA Indonesia)

RIAU ONLINE - Adu kuat antara Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dan partainya sendiri, yang merencanakan pemungutan suara untuk menyingkirkannya dari jabatan akan diadakan di parlemen hari ini, Kamis 15 Februari 2018.

Zuma mengatakan partainya berlaku "tidak adil."

Cara apapun yang digunakan, menurut partai Kongres Nasional Afrika/ ANC yang berkuasa di Afrika Selatan, kepresidenan Jacob Zuma akan berakhir minggu ini.

ANC yang dalam seminggu terakhir menekan Zuma agar mengundurkan diri, akhirnya bergabung dengan kelompok anti-Zuma yang dimulai oleh kritikus, oposisi, dan kemudian didukung oleh mayoritas rakyat Afrika Selatan. Karena ANC telah menyerukan pengunduran diri Zuma dari jabatan presiden hari Selasa - yang diabaikan Zuma - dan kemudian mendukung mosi tidak percaya parlemen, tampaknya tidak seorangpun menginginkan Zuma terus berkuasa.

"Saya tidak menentang. Saya sudah mengatakan tidak setuju. Saya tidak setuju dengan keputusan itu," kata Zuma seperti dilansir laman VOAINDONESIA, Kamis 15 Februari 2018.



Demikian komentar Zuma, yang secara mengejutkan Rabu 14 Februari 2018 sore tampil di televisi pemerintah, dalam pidato selama satu jam di mana ia dengan gigih membela diri, dan mengatakan ANC tidak pernah memberitahu apa kesalahannya sehingga harus diturunkan oleh partainya sendiri atau mendapat mosi tidak percaya.

Ketika ditanya langsung, petinggi ANC tidak menjelaskan alasan mereka menginginkan Zuma mundur tapi menekankan ANC yang menghadapi pemilu penting tahun depan perlu menjauhkan diri dari seorang pemimpin yang semakin dalam terjerumus dalam skandal korupsi. Cyril Ramaphosa, wakil Zuma saat ini, akan menggantikannya sebagai ketua partai ANC bulan Desember. Hari Rabu, Bendahara Umum ANC Paul Mashatile menjelaskan apa yang dikehendaki partainya.

"Kami meminta pemimpin parlemen melanjutkan mosi tidak percaya besok sehingga Presiden Zuma diberhentikan sehingga kita bisa melanjutkan memilih Presiden Ramaphosa sebagai presiden republik ini," ujar Mashatile.

Tapi kecil kemungkinan Zuma akan menyerah begitu saja. Dalam penampilannya di TV, tokoh ANC itu melancarkan kecaman balik terhadap partai yang pertama kali didukungnya ketika berusia 17 tahun. ANC mendominasi politik nasional sejak berakhirnya apartheid tahun 1994, dan sejak lama menekankan persatuan partai dan disiplin sebagai bagian integral dari budayanya.

"Saya kira kita terjerumus dalam krisis yang saya yakin akan disesali rekan-rekan dan para pemimpin saya. Karena beberapa orang mungkin tidak menyukai ini, dan merasa ada yang salah," tandasnya.

Zuma menambahkan jika parlemen memberikan suara menentangnya, ia akan mengundurkan diri.

Zuma berhasil mengalahkan delapan mosi tidak percaya sebelumnya karena ANC menggunakan mayoritasnya dalam parlemen untuk melindunginya. Tapi Zuma sekarang mungkin hanya bisa merenungkan nasibnya dalam menghadapi kekalahan.(2)