RIAU ONLINE - Masih segar dalam ingatan kita mengenai krisis kemanusiaan yang mendera kaum minoritas Muslim Rohingya di Myanmar. Kali ini, tekanan pada kelompok minoritas muslim juga dialami etnis Kazakh dan Kyrgyz di Xinjiang, China.
Pihak berwenang China di wilayah barat laut Xinjiang telah memerintahkan keluarga etnis minoritas Muslim untuk menyerahkan barang-barang berbau keagamaan termasuk sajadah dan salinan al-Quran kepada pihak berwenang.
Baca juga!
Krisis Rohingya... Rumah-Rumah Dibakar, Banyak Anak Terpisah Dari Orangtuanya
Jeritan Muslim Rohingnya: Tentara Myanmar Memerkosa, Dan Membakar Desa Kami
Seperti dirilis Radio Free Asia (RFA) yang dikutip dari portal Hidayatullah, pejabat di seluruh Xinjiang telah memperingatkan lingkungan dan masjid bahwa minoritas etnis Uyghur, Muslim Kazakh dan Kyrgyz harus menyerahkan barang-barang tersebut.
Atau mereka harus menghadapi hukuman berat jika nantinya barang keagamaan seperti sajadah dan Alquran ditemukan dalam razia.
"Hampir setiap rumah tangga memiliki Al-Quran dan sajadah. Pejabat di tingkat desa, kota dan kabupaten menyita semua al-Quran dan tikar khusus yang digunakan untuk namaaz [doa]," kata seorang sumber warga minoritas Kazakh di Prefektur Altay, dekat perbatasan dengan Kazakhstan kepada RFA.
Awal tahun ini, aparat berwenang Xinjiang mulai menyita semua surat kabar yang mulai terbit lebih dari lima tahun yang lalu, sebagai bagian dari kampanye tersebut.
Dilxat Raxit, juru bicara World Uighur Congress (Kongres Uighur Dunia), kelompok Uighur di pengasingan terbesar, mengatakan, orang-orang di Kashgar, Hotan, dan daerah lainnya atau semua orang Uighur harus menyerahkan barang-barang yang ‘berbau Islam’.
"Warga di Kashgar, Hotan, dan daerah lainnya telah diberitahu bahwa semua orang Uighur harus menyerahkan barang-barang berkaitan dengan Islam. Pemberitahuan juga disiarkan melalui jaringan sosial WeChat,” kata Dilxat Raxit, di laman metro.co.uk, Jumat, 29 September 2017.
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang mulai menyita al-Qur’an yang diterbitkan sebelum Agustus 2012. Mereka menyatakan benda-benda itu ilegal karena memuat "kandungan ekstremis"
”Pengumuman tersebut mengatakan bahwa orang harus menyerahkan setiap sajadah sesuai keinginan mereka kepada pihak berwenang, dan juga materi bacaan agama, termasuk apapun yang ada simbol bulan dan bintang di atasnya,” katanya kepada RFA.
Dia mengatakan ada laporan bahwa minoritas di Kashgar, Hotan dan daerah lainnya juga telah mendapat perintah serupa minggu lalu.
"Mereka harus menyerahkan secara sukarela. Jika mereka tidak diserahkan, dan ditemukan, maka akan ada hukuman keras," imbuh Raxit.
Pemerintah China maupun pemerintah daerah Xinjiang belum berkomentar atas laporan ini. Wilayah Xinjiang selama ini jadi sorotan kelompok HAM karena terjadi praktik diskriminasi terhadap warga minoritas Muslim oleh pihak berwenang.
Tak hanya dilarang menyimpang Alquran. Warga Muslim di sana juga dilarang berpuasa pada bulan Ramadhan.
"Kami menerima sebuah pemberitahuan yang mengatakan bahwa setiap etnis Uyghur harus menyerahkan barang-barang yang berhubungan dengan Islam dari rumah mereka sendiri, termasuk al-Quran, buku doa dan hal lain yang mengandung simbol agama," kata Raxit.
"Mereka harus menyerahkan secara sukarela. Jika mereka tidak diserahkan, dan ditemukan, maka akan ada hukuman keras," imbuh Raxit.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id