Abdul Hamid Youssef duduk di tepi sebuah situs pemakaman, memeluk erat kedua bayinya yang tewas dalam serangan kimia Suriah, sambil berlutut dan terus menangis.
(CNN)
RIAU ONLINE - Abdul Hamid Youssef tengah tidur nyenyak saat serangan kimia mengguncang di Khan Sheikhun, Provinsi Idlib, Suriah. Dia terbangun ketika mulai merasakan sulit bernapas.
Seketika Youssef melompat dari tempat tidurnya bergegas memeriksa kedua anak kembarnya yang masih berusia 9 bulan. Dia lega saat menemukan kedua bayi masih dalam keadaan hidup.
Youssef menyerahkan kedua bayinya kepada sang istri dan memintanya untuk tetap berada di rumah. Lantas, ia keluar memeriksa kedua orang tuanya yang tinggal bersebelahan dengannya. Di jalan yang ia lewati, tampak orang-orang berjalan tak tentu dan tergelatak di jalanan.
Youssef menemukan dua saudara laki-lakinya sudah tak bernyawa di rumah orang tuanya. Dalam kepanikan, ia kembali ke rumahnya memeriksa istri dan bayinya.
"Ada busa di mulut mereka, ada kejang-kejang. Mereka sudah tergeletak di lantai," kata Youssef yang terisak, dikutip dari CNN, Kamis, 6 April 2017.
"Anak-anak saya, Ahmad dan Aya, dan istri saya, mereka semua mati syahid. Seluruh keluarga saya sudah pergi," ungkapnya.
Youssef mengatakan ia sempat pingsan dan terbangaun setelah beberapa jam di rumah sakit. Ia tak mengaku sulit menerima kenyataan telah kehilangan seluruh keluarganya. Sekitar 25 keluarganya meninggal di hari serangan kimia itu.
"Saudara-saudaraku, anak-anak mereka, dan sepupu mereka. Sekitar 25 anggota keluarga saya, semua martir," katanya.
Menurut laporan media setempat, setidaknya 19 anggota kelaurga Youssef tewas dalam serangan itu. Istri dan anak kembarnya tercatat pada daftar korban yang beredar secara online.
Kemarin, Rabu, 5 April 2017, orang-orang di kota Suriah Utara berkumpul untuk menguburkan korban-korban tewas akibat serangan kimia itu.
Sebuah foto beredar di media sosial memperlihatkan Youssef memeluk kedua anak kembarnya yang sudah dibalut kain kafan. Tampak Youssef duduk di tepi sebuah situs pemakaman, memeluk erat kedua bayinya sambil berlutut dan terus menangis.
Youssef mengatakan bahwa anak-anaknya kini telah bersama Allah dan di tempat yang lebih baik daripada Suriah. "Saya menangis, tetapi ini adalah air mata kebahagiaan," katanya.
"Anak-anak saya bukan anak-anak pertama yang meninggal," katanya sambil terus menangis.
Sementara, pihak berwenang telah menyelidiki untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas serangan kimia itu. Sedikitnya 70 orang tewas dalam peristiwa itu.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline