Tobias Elwood, anggota parlemen dari Partai Konservatif Inggris memberi pertolongan kepada polisi yang mejadi korban dalam teror London, dengan segala cara sembari menunggu parameedis dan ambulans udara datang.
(PA via Liputan6.com)
RIAU ONLINE - Jelang jarum jam tepat menunjuk pukul 15.00 waktu Inggris, Rabu, 22 Maret 2017, sebuah mobil melaju dengan cepat di Westminster Bridge. Menabrak para pejalan kaki yang melintas di jembatan tersebut hingga akhirnya kendaraan ugal-ugalan itu menghantam pagar Gedung Parlemen yang berada tak jauh dari jembatan.
Seorang pria bersenjata pisau panjang, entah pelaku yang sama atau lainnya, kemudian mencoba memasuki gedung parlemen.
Pelaku kemudian menikam seorang polisi yang berjaga di halaman gedung dewan perwakilan rakyat. Beruntung, aksi pelaku segera dihentikan tembakan aparat lain. Namun, korban terlanjur jatuh bersimbah darah hingga berujung kritis.
Beberapa saat kemudian tampak seorang anggota parlemen dari Partai Konservatif Inggris, Tobias Ellwood. Ia bergegas menghampiri korban, melawan arus ketika semua orang berlari menjauh menyelamatkan diri.
Telegraph memberitakan melansir Liputan6.com, Kamis, 23 Maret 2017, Ellwood memberikan pernapasan buatan pada korban dan menekan pembuluh yang robek untuk menghentikan darah yang terus saja mengucur.
Sang mantan tentara berpangkat terakhir kapten itu terus melakukan segala cara yang ia bisa sembari menunggu paramedis dan ambulans udara datang ke Parliament Square. Sayang, sang polisi menghembuskan nafas terakhir di tengah upaya Ellwood.
Sejumlah foto yang diambil dari lokasi kejadian menunjukkan, ada darah di dahi politikus tersebut, saat di kelilingi paramedis dan polisi. Ellwood tertangkap kamera dengan rembesan cairan merah di lengan kemeja dan jasnya.
Tampak darah di dahi Tobias Ellwood usai berupaya menyelamatkan polisi yang menjadi korban tusukan hingga akhirnya meninggal dunia. (Stefan Rousseau/PA via Liputan6.com)
Hingga saat ambulans datang, Ellwood baru bangkit dan kembali ke kantornya di Komisi Luar Negeri dengan wajah sedih. Sejumlah orang yang menjadi saksi saat ia berupaya menyelamatkan nyawa korban menghampiri dan menepuk pundak sang politisi.
"Aku sudah mencoba menghentikan aliran darah dan memberikan pernapasan buatan sembari menanti paramedis datang. Tapi, menurutku, korban kehilangan terlalu banyak dara. Ia menderita banyak luka, di bawah lengan dan punggung," kata Tobias Ellwood.
Sejumlah pihak memuji aksi heroik Ellwood, meski gagal menyelamatkan nyawa korban. Ellwood dianggap sebagai salah satu pahlawan yang muncul di tengah teror Inggris.
Baca Juga: Begini Suasana Penuh Kekacauan Dan Kepanikan Teror London
Politisi Tory, Adam Holloway yang juga pernah terjun di kemiliteran mengatakan segala upaya yang dilakuan Ellwood adalah apa yang bisa diharapkan dari seorang mantan anggota korps baju hijau (tentara).
Tobias Ellwood pernah bergabung dalam kesatuan Royal Green jackets dari 1991 hingga 1996. Selama bertugas ia sempat ditempatkan di Irlandia Utara, Siprus, Kuwait, Jerman, Gibraltar, dan Bosnia.
Ia menjadi anggota parlemen mewakili Bournemouth East pada 2005 setelah meninggalkan Angkatan Darat dengan pangkat kapten dan masih terdaftar sebagai tentara cadangan.
Peristiwa penyerangan diduga teror di Inggris terjadi tepat pada peringatan setahun aksi teroris di Brussels, Belgia, pada 22 Maret 2016, yang menewaskan lebih dari 300 orang.
Namun, diingatan Ellwood insiden teror yang selamanya tak akan terlupakan adalah teror Bom Bali 2012.
Peristiwa bom Bali I pada Oktober 2002 itu telah merenggut saudaranya Jon yang menjadi satu dari 202 orang korban tewas termasuk 27 warga Inggris.
Ellwood, pada peringatan 10 tahun Bom Bali pernah mengisahkan kesulitannya untuk merepatriasi jasad saudaranya. "Kami hanya ingin membawa kembali jasad saudaraku ke Inggris. Sesederhana itu, tapi ternyata sama sekali tak sederhana," kata dia pada 2012 lalu.
"Diperlukan sertifikat kematian dalam dua bahasa, sertifikat pembalseman, izin penyegelan. Semua proses ini membutuhkan waktu dan partisipasi banyak orang."
"Saya harus melakukan banyak hal hingga ke titik di mana saya akhirnya terbaring di peti matiku sendiri."
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline