PM Israel Murka Nama Tokoh Palestina Diabadikan di Tanah Kelahirannya

Yaser-Arafat.jpg
(BBC INDONESIA/GETTY/CHRIS HONDROS)

RIAU ONLINE - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah ketika mengetahui ada nama seorang tokoh Palestina yang diabadikan sebagai nama jalan di tanah kelahirannya.

Nama Yaser Arafat, yang merupakan presiden pertama Palestina terpaksa dicabut dari nama jalan di Kota Jatt, di Israel Utara, Sabtu, 4 Maret 2017.

"Jalan-jalan di Israel tidak boleh diberi nama 'para pembunuh orang Israel dan Yahudi'," kata Netanyahu berang, dikutip dari BBC Indonesia, Selasa, 7 Maret 2017.

Baca Juga: Sejak Perang Enam Hari, Israel-Palestina Bersengketa Selama 50 Tahun

Bagi kebanyakan warga Palestina, Arafat dikenal sebagai ikon perjuangan dalam mendirikan negara Palestina, namun Israel menganggapnya sebagai teroris. Menurut Watad, warga dari Dean, Kota Jatt, nama Yaser Arafat sudah sembilan tahun diabadikan sebagai nama jalan.

Pencabutan nama jalan itu mendapat kritikan dari anggota parlemen Israel, Ayman Odeh yang merupakan warga Arab. "Sepenuhnya merupakan hak Anda untuk mengatakan 'Saya sepenuhnya menentang pria ini'," katanya.



Ia mengatakan bahwa Israel juga telah memberi nama jalan-jalan-jalan dengan nama para tokoh yang kontroversial. "Saya tidak bisa menerima bahwa ini OK namun menyebut nama jalan Yaser Arafat tidak OK," tegasnya.

Yaser Arafat merupakan pemimpin dari Organisasi Pembebasan Palestina, PLO. Selama 35 tahun ia memimpin gerakan tersebut dan bersumpah menghancurkan Israel dan melancarkan sejumlah serangan mematikan.

Klik Juga: Turut Berjibaku Lawan Api, PM Israel Berterima Kasih Ke Palestina

Namun, warga Israel juga banyak yang menganggap bahwa Yaser adalah orang yang bertanggung jawab atas serangan militan Palestina dari daerah yang dipimpinnya dalam intifida Palestina kedua yang dimulai tahun 2000.

Sepanjang 1994 sampai 2004, Yaser menjabat sebagai Presiden Otorita Palestina. Pada 11 November 2004, Yaser meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Prancis pada usia 75 tahun seetelah jatuh sakit di Ramallah, Tepi Barat.

Sekitar 20 persen warga Arab mendiamin Isral, namun banyak secara politik dan budaya lebih merasa terikat dengan warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline