(REUTERS)
Jumat, 13 Januari 2017 18:54 WIB
Editor: Fakhrur Rodzi
(REUTERS)
RIAU ONLINE - Dokumen skandal seksual Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, yang tersebar dan bocor kemana-mana, membikin calon diusung oleh Partai Republik tersebut meradang serta berang ke Intelijen Paman Sam, seperti CIA dan NSA.
Tak tanggung-tangung, Trump menuding badan intelijen Amerika Serikat tersebut telah melakukan praktik kotor serupa NAZI, di zaman Perang Dunia II lalu.
Perseteruan ini semakin meruncing dan memanas sembilan hari jelang pelantikan Trump sebagai presiden untuk kali pertamanya.
Baca Juga: Jika Terpilih Jadi Presiden, Trump Usir Muslim Dari Amerika Serikat
Dalam sebuah jumpa pers di New York, Presiden terpilih itu menuding komunitas intelijen negaranya melakukan praktik serupa NAZI. Tuduhan tersebut diungkapkan menyusul kebocoran informasi rahasia mengenai kedekatannya dengan Rusia.
Sebelumnya, sebuah media online kenamaan Buzzfeed mempublikasikan dokumen setebal 35 halaman, antara lain berisikan petualangan seksual Trump di Moskow, Rusia, melibatkan pelacur.
Sejauh ini tidak ada bukti yang memastikan kebenaran informasi tersebut. "Saya kira adalah hal yang memalukan bahwa dinas rahasia membiarkan (penyebaran) informasi palsu. Saya kira hal semacam itu biasa dilakukan NAZI Jerman," jelasnya, dilansir dari dw.com.
Baca Juga
Namun, begitu Trump sebelumnya sempat bertemu komunitas intelijen mengakui, Moskow menggalang serangan siber terhadap Komite Nasional Partai Demokrat selama masa pemilihan umum kepresidenan 2016.
"Saya kira yang melakukan adalah Rusia," ujarnya. Namun Trump menganggap serangan tersebut bukan hal yang mengejutkan dan cendrung menghasilkan hal yang baik.
Klik Juga: Sebelum Tinggalkan Gedung Putih, Ini Pesan Obama Ke Trump
Komentar pedas Trump tersebut diyakini sejumlah pengamat politik, akan membebani hubungan Gedung Putih dengan dinas intelijen seperti CIA atau NSA.
Direktur Badan Intelijen Nasional, James Clapper, mengatakan, ia telah berbicara dengan Trump, Rabu sore, 11 Januari 2017 lalu, untuk menekankan kebocoran dokumen bukan berasal dari komunitas dinas rahasia.
"Saya mengungkapkan keterkejutan atas kebocoran yang muncul di media dan kami berdua sepakat hal itu sangat berbahaya bagi keamanan nasional," ujar Clapper.
Trump sendiri menyebut informasi tersebut sebagai "berita palsu." Clapper juga sekali lagi menegaskan, dokumen itu tidak disusun oleh dinas intelijen AS.
Kisruh seputar presiden baru AS itu berawal dari publikasi oleh stasiun televisi CNN dan situs Buzzfeed. Dokumen tersebut disusun oleh bekas agen dinas rahasia Inggris sebagai bagian dari kampanye Anti-Trump selama Pemilu Presiden lalu.
Lihat Juga: Trump Ejek Orangtua Prajurit Muslim Amerika Yang Gugur Di Irak
Informasi di dalamnya juga memuat dugaan, dinas rahasia Rusia, FSB, menyimpan bukti skandal bisa digunakan buat memeras Donald Trump.
Namun Trump sebaliknya bersikeras, kedekatannya dengan Rusia bukan hal yang merugikan. "JIka Putin suka Donald Trump," ujarnya, "saya melihatnya sebagai aset, bukan aib."
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline