RIAU ONLINE - Militer Israel dikenal paling ramah terhadap perempuan. Bahkan, Israel mengikutsertakan perempuan bertempur bersama tentara laki-laki.
Israel merupakan satu-satunya negara di dunia yang mewajibkan para perempuan untuk memanggul senjata. Sejak sebelum berdirinya Israel, kaum perempuan telah mengabdi untuk militer Yahudi.
Awalnya, kaum perempuan hanya terlibat dalam tugas-tugas ringan di rumah sakit ataumiliter. Namun pada pertengahan tahun 1990-an, secara resmi perempuan diizinkan bertempur. Kini, perempuan berangsung-angsur menjadi bagian tak terpisahkan dari kekuatan tempur Israel.
Pada umumnya, seperti dilansir dari DW.com, perempuan harus mengikuti wajib militer selama 24 hingga 36 bulan. Tapi tidak seperti kaum pria, perempuan bisa menolak dinas dengan alasan alasan agama, pernikahan, hamil atau untuk mengurus anak.
Foto: PICTURE-ALLIANCE/DPA/EPA IDF
Hingga kini, sebanyak 65 persen perempuan Israel mengabdi untuk militer. Sementara 25 persen menolak wajib militer dengan alasan agama. Sedangkan yang lainnya enggan terlibat pertempuran lantaran kondisi kesehatan atau alasan pribadi lainnya.
Foto: PICTURE-ALLIANCE/DPA/EPA IDF
Batalyon infanteri ringan, Caracal, adalah satuan tempur paling terkenal di militer Israel. Mengambil nama dari seekor kucing berkelamin ganda, satuan yang 70 persen diantaranya didominasi perempuan itu ditempatkan di wilayah selatan untuk menjaga perbatasan Mesir.
Foto: PICTURE-ALLIANCE/PHOTOSHOT
Mendapatkan kebebasan dalam persamaan hak di mata hukum, ternyata tak membuat serdadu perempuan tersebut jauh dari tindak pelecehan seksual. Pada 2004 silam, sebuah komisi independen melaporkan satu dari lima perempuan di militer pernah mengalami pelecehan seksual. Bahkan, fenomoena itu masih menjadi isu hingga kini.
Foto: PICTURE-ALLIANCE/DPA/J.HOLLANDEER
Agama sempat menjadi batu sandungan bagi keterlibatan perempuan di militer. 2014 silam Ketua Umum Dewan Kerabian Israel, David Lau dan Yitzhak Yosef, menentang konsep serdadu perempuan. Pandangan mereka kemudian memicu debat kontroversial di kabinet dan pemerintahan.
Foto: PICTURE ALLIANCE/PHOTOSHOT
Dewan Kerabian Militer belum lama ini membuat isu kontroversial untuk militer Israel. Mereka melarang serdadu perempuan bernyanyi dan menari bersama rekan pria. Hingga sekelompok perwira pria melayangkan surat protes yang mewanti-wanti soal runtuhnya moral pasukan jika terlalu dikekang lewat aturan agama.
Menurut sebuah laporan militer, keberadaan perempuan meningkatkan efektifitas operasi dan menganjurkan militer Israel menetapkan kuota perempuan untuk jabatan tinggi. Namun sampai 2007, 12 persen jabatan di militer Israel hanya bisa diisi oleh kaum militer pria.
Saat ini, lebih dari sepertiga serdadu Israel adalah perempuan. Mereka juga mewakili 25 persen perwira militer dan 20 persen serdadu karir. Dari jumlah tersebut, hanya 13 persen yang mengemban tugas adiministratif, sementara sisanya pernah diterjunkan ke medan perang setidaknya satu kali selama karir militer.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline