RIAU ONLINE - Pemerintah China benar-benar tak tahu diri demi mendapatkan klaim atas kepemilikan pulau-pulau diperebutkan di Laut China Selatan, termasuk di dalamnya kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung.
Kali ini, Beijing, Ibukota China, berupaya untuk mengadu domba negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, sehingga negeri tirai bambu itu berhak atas klaimnya.
Adu domba ini, seperti dilansir dari media terbitan Beijing, di China, dilakukan jelang pengumuman keputusan Pengadilan Arbitrasi Internasional di Den Haag, Belanda, beberapa pekan ke depan.
Baca Juga: China Bikin Gara-gara Lagi di Laut China Selatan
Klaim sepihak China atas kedaulatan di Laut China Selatan, sudah sejak beberapa tahun ini ditingkatkan intensitasnya dengan melakukan pendudukan dan pembangunan di Kepulauan Spratly menggunakan pendekatan militer.
Baru-baru ini, seperti disampaikan kantor berita Jerman, dw.com, negeri panda itu berhasil mengamankan dukungan Belarusia dan Pakistan. Kedua negara kini "menghormati" sikap Cina dalam konflik tersebut, tulis Kementerian Luar Negeri di Beijing.
Dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri Asia dan Timur Tengah, Presiden China, Xi Jinping mengatakan, mereka "bersikeras memecahkan masalah Laut Cina Selatan secara damai lewat konsultasi dan negosiasi dengan pihak yang bersangkutan".
Beijing diyakini berupaya memecah ASEAN lewat diplomasi. Belum lama ini, sebuah media-media China mengutip jurubicara Kementerian Luar Negeri, ihwal kesepakatan dengan Kamboja, Laos dan Brunei, bahwa konflik di Laut China Selatan tidak akan membebani hubungan Cina dan ASEAN.
Klik Juga: Pekerja China Berulah, Kini Areal Lanud Halim Diterobos
Selain itu, keempat negara telah bersepakat akan mencari solusi lewat dialog langsung antara negara, bukan melalui ASEAN. Kesepakatan itu dibantah oleh Jurubicara Pemerintah Kamboja, Phay Siphan. Katanya Kamboja tetap bersikap netral.
Dengan strategi mencari damai lewat negosiasi bilateral, China dicurigai ingin menggunakan kekuatan politiknya untuk menekan masing-masing negara bertikai. Sebab itu pula pemerintah Amerika Serikat mengimbau ASEAN untuk memperkuat persatuan.
ASEAN sebagai sebuah organisasi "memiliki keunggulan dalam jumlah," untuk menghadapi isu sulit seperti Laut Cina Selatan, Kata Anthony Blinken, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat.
Lihat Juga: Ditelepon Yusril Ihza, Ramli: Lawan Kita Tiongkok, Bukan Ahok
Menurutnya ASEAN harus berpegang pada keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag terkait gugatan Filipina ihwal Kepulauan Spratly. Cina yang menolak mengakui pengadilan tersebut juga dilaporkan aktif melobi negara lain untuk mengikuti sikapnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline