(BBC)
Selasa, 15 Maret 2016 00:12 WIB
(BBC)
RIAU ONLINE - Seorang warga Amerika yang bergabung dengan kelompok ISIS menyerah kepada pasukan Peshmerga Kurdi di Irak Utara. Namun, sebelum menyerahkan diri, pria itu sempat terkendala karena tak ada satupun Peshmerga yang mengerti bahasa Inggris.
Pria itu berteriak ke arah Peshmerga yang menembakinya. Penembakan itu dilakukan saat Pershmerga berpatroli di garis depan dan melihat sesuatu yang tak biasa. Sekitar pukul 5 pagi setelah hari mulai terang, pria itu berteriak menggunakan bahasa Inggris.
BACA JUGA : Kapolda Riau Dimutasi ke Lemdikpol
“Siapa yang dapat berbicara kepada saya? Saya ingin mendatangi anda.” Tetapi Peshmerga kami tidak mengerti Bahasa Inggris,” kata Sarbaz Hama Amin, seorang komandan Peshmerga Kurdi di Irak menirukan perkataan pria itu kepada VOA.
Baca Juga
KLIK JUGA: IPW Dukung Irjen Tito Karnavian Jadi Kepala BNPT
“Ia berbicara sedikit Bahasa Arab dan menanya apakah ada orang yang dapat berbicara Bahasa Inggris. Setelah Peshmerga memastikan ia tidak membawa bom, kami menangkapnya dan membawanya ke kamp di mana ia mengatakan ia ingin menyerah,” tuturnya.
Amin menambahkan bahwa tersangka memberitahu mereka bahwa ayahnya adalah orang Palestina dan ibunya orang Irak dari Mosul.
Sebuah gambar SIM Virginia tersangka yang dikirim ke VOA, menunjukkan indetitasnya bernama Mohamed Jamal Khweis.
“Laskar tersebut kemungkinan datang dari kota Talafar yang dikuasai ISIS karena tempat itu adalah garis depan yang terdekat ke kami,” kata Amin. Pria itu juga mempunyai uang Turki dan sebagian dolar. Ia juga mempunyai kartu kredit visa dan SIM Amerika.
Di Washington, seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan sudah mengetahui adanya laporan bahwa seorang warga Amerika dituduh laskar ISIS telah ditangkap oleh pasukan Peshmerga. "Kami telah berhubungan dengan pihak berwenang Irak dan Kurdi untuk menentukan kebenaran laporan ini," ungkap pejabat itu.