Sempat Tertunda Karena Embargo, Rusia Akhirnya akan Kirim Rudal ke Iran

Rudal-S-300.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Rusia akhirnya dijadwalkan mengirim rudal anti jet tempur S-300 ke Iran pada Kamis (18/2/2016). Rencananya pengiriman yang sebelumnya sempat tertunda itu akan disusul dengan pembelian persenjataan Rusia lainnya oleh Iran.

 

Seperti diberitakan Sputnik, Rabu (17/2/2016), Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan akan hadir dalam upacara penerimaan S-300 yang dikirimkan melalui Laut Kaspia.

 


Sebenarnya, kontrak pembelian lima sistem rudal senilai US$800 juta itu disepakati pada 2007 lalu. Namun tertunda pada 2010 karena embargo Dewan Keamanan PBB terkait program nuklir Iran. Pemerintah Teheran sempat mengajukan gugatan hukum senilai US$4 miliar kepada Rusia akibat penangguhan pengiriman tersebut.

 

Penjualan dilanjutkan April tahun lalu jelang kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara adidaya. Iran sepakat mengurangi kapasitas nuklir mereka sehingga tidak mampu membuat bom agar Barat mencabut sanksi ekonomi dan embargo persenjataan.



 

sistem rudal S-300 yang dibeli Iran radar yang mampu mendeteksi serangan hingga radius 290 kilometer dan melacak lebih dari 100 pesawat. Semua komponen S-300 bisa diletakkan di atas truk dan bergerak dalam hitungan menit.

 


Sistem ini dilengkapi enam unit yang terdiri dari radar pemandu dan lebih dari delapan peluncur yang bisa menampung empat rudal yang mampu melesat hingga jarak 144 kilometer. Setiap unitnya bisa menembak enam target dalam waktu bersamaan atau satu batalion yang terdiri dari 36 pesawat dalam satu waktu.

 


Selasa lalu Dehghan mengatakan bahwa pembelian S-300 adalah demi mendukung stabilitas di kawasan dan memperkuat kemampuan pertahanan Iran. "Tugas paling penting adalah memperkuat keamanan kami baik dari segi kualitas dan kuantitas untuk memastikan perlindungan dari serangan musuh," ujar Dehghan, dikutip dari kantor berita Rusia, Tass.

 


Pengiriman ini dilakukan menyusul ketegangan di kawasan antara Iran dan negara-negara Timur Tengah. Iran dituduh memicu ketidakstabilan keamanan dengan mendukung pemberontak Syiah Houthi di Yaman dan rezim Bashar al-Assad di Suriah.

 

Sumber Tass mengatakan Iran juga mengincar pembelian persenjataan Rusia lainnya, di antaranya adalah sistem rudal darat-ke-udara S-400 Triump, jet tempur Sukhoi Su-30SM, sistem pertahanan rudal pesisir Bastion, pesawat latih tempur Yakovlev Yak-130, helikopter Mi-8/17, kapal selam diesel dan kapal fregat.