RIAU ONLINE - Selama 50 tahun kesepakatan rahasia terjalin dan terjaga erat hingga kini antara Pemerintah Swiss dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Ini akhirnya menjadi kontroversi.
Dalam buku yang baru terbit, dijelaskan kesepakatan tersebut tampaknya dirancang untuk mencegah terjadinya serangan teror di wilayah Swis, dan sebagai imbalannya Swiss akan memberikan dukungan diplomatik terhadap PLO.
Sebelumnya, terjadi serangkaian serangan antara tahun 1969 dan 1970 oleh kelompok-kelompok Palestina menimbulkan kecemasan besar di Swiss. (Baca Juga: Google Harus Bayar Tunggakan Pajak Rp 26 T ke Pemerintah Inggris)
Pada Februari 1969, sekelompok orang bersenjata menembaki pesawat milik maskapai penerbangan Israel El Al di bandara Zurich, menewaskan pilotnya. Aparat Swiss menangkap para penyerang.
Pada 1970, dilansir dari BBC, sebuah bom dalam pesawat Swissair yang terbang menuju Tel Aviv, Israel, meledak, menjatuhkan pesawat itu tak jauh dari Zurich, menewaskan seluruh 47 orang di dalamnya.
Bulan September 1970, sebuah pesawat Swissair sedang menuju New York dibajak. Dua pesawat lain, milik maskapai penerbangan Inggris dan AS, juga dibajak dalam waktu bersamaan.
Ketiga pesawat itu didaratkan di bekas pangkalan militer Inggris di Yordania, dan lebih dari 300 penumpang disandera. Dalam buku yang ditulis wartawan Swiss Marcel Gyr, muncul informasi menunjukkan di hari-hari menegangkan tatkala Swiss berusaha membebaskan para sandera, Menteri Luar Negeri Swiss Pierre Graber menghubungi PLO secara rahasia. (Klik Juga: Di Tajikistan, Jenggot Bagi Laki-laki Dicukur, Jilbab Dilarang Dipakai Perempuan)
Menggunakan perantara seorang anggota parlemen Swiss, namun tanpa mengabari para menteri lain, menurut buku itu, Graber menyepakati orang-orang terlibat dalam pembajakan itu akan dilepaskan sebagai imbalan bagi pembebasan sandera.
Lebih lagi, menurut buku itu, disepakati penyelidikan atas pemboman pesawat Swissair akan diam-diam dipeti-eskan dan Swiss akan menggunakan kantor-kantor diplomatiknya di seluruh dunia untuk mendorong pengakuan internasional bagi PLO.
Sesudah 1970, terjadi sejumlah serangan oleh orang-orang Palestina di berbagai negara Eropa, namun tak pernah lagi terjadi di Swiss.
Dokumen rahasia
Beberapa dokumen terkait peristiwa-peristiwa tahun 1970 masih digolongkan rahasia menurut Undang-undang Swiss, namun pengungkapan lewat buku ini mendorong dimulainya debat tentang dalam situasi seperti apa, jika ada, pemerintah bisa mempertimbangkan untuk berunding dengan kelompok teroris. (Lihat Juga: Inilah Harga dan Spesifikasi Rumah Mewah Milik Bos Playboy yang Dijual)
Hampir setengah abad kemudian, dengan serangan teror diderita banyak negara, tampak keterlaluan bagi sebagian warga Swiss pemerintah mereka mungkin membuat kesepakatan dengan kelompok yang digolongkan sebagai teroris.
Anggota keluarga dari mereka yang tewas dalam pemboman Swissair jadi bisa dimengerti, jika merasa sangat marah bahwa tak pernah ada orang yang diadili, kendati para penyelidik Swiss telah mengidentifikasi seorang warga Yordania sebagai dalang serangan itu.
Menteri Luar Negeri Swiss yang sekarang, Didier Burkhalter, menyatakan ia tak tahu menahu soal itu dan mengaku bahwa ia sangat terkejut. Sejumlah politikus Swiss menyerukan dilakukannya penyelidikan resmi oleh parlemen untuk memastikan apa yang terjadi.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline