SEORANG perempuan tertidur saat rekan laki-laki sepekerjaan dengannya memperhatikan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Beijing, Senin (4/1/2016).
(AP)
RIAU ONLINE - Bursa saham dunia rontok bersamaan dengan aksi penghentian perdagangan di lantai bursa dilakukan Pemerintah China, Senin (5/1/2015).
Rontoknya bursa saham dunia ini karena Bursa Shanghai dan Shenzhen, merosot hingga tujuh persen, sejak dimulainya perdagangan Senin pagi. (Baca Juga: Pengusaha tak Butuh Harga Turun, Tapi Listrik yang Cukup)
Bursa dunia yang rontok tersebut antara lain, saham industri Dow Jones turun sekitar dua persen pada pembukaan, sementara NASDAQ turun lebih banyak.
Indeks Nikkei Jepang turun tiga persen dan Hang Seng Hong Kong jatuh lebih dari 2.5 persen pada penutupan perdagangan.
Pasar-pasar Eropa juga terkena imbasnya. DAX Jerman sempat turun lebih dari empat persen dan FTSE di London turun lebih dari dua persen.
Gejolak terbaru pasar global itu terjadi mulai Senin, dikutip dari voaindonesia.com, ketika saham-saham China merosot sekitar tujuh persen, memicu para pejabat untuk menghentikan perdagangan hari itu di bursa Shanghai dan Shenzhen. (Klik Juga: Kepemilikan Rekening, Indonesia Masih Kalah dari Kenya)
Aksi jual besar-besaran itu dipicu serangkaian laporan baru yang mengecewakan mengenai industri manufakturing China. Para investor melihatnya sebagai bukti pertumbuhan ekonomi China melambat. China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia dan pasar penting bagi banyak negara lain.
Sementara itu, harga minyak mentah naik, karena kekhawatiran bahwa meningkatnya ketegangan antara produsen minyak utama Arab Saudi dan Iran mungkin mengurangi pasokan energi.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline