RIAU ONLINE, JAKARTA - Masyarakat Inggri mengumpulkan petisi untuk menolak kehadiran calon Presiden Amerika Serikat asal Partai Republik, Donald Trump, di Inggris. Lebih dari 300 ribu petisi sudah terkumpul sebagai reaksi cepat atas pernyataan Trump yang menyerukan larangan masuk umat muslim ke Amerika Serikat yang sempat dikaitkan dengan aksi penembakan di San Bernardino, California.
Isi petisi, seperti yang dikutip dari laman CNN Politics pada Rabu, 9 Desember 2015, ditulis oleh seorang wanita asal Skotlandia bernama Suzanne Kelly yang sudah beberapa kali melayangkan kritikan terhadap aksi politik Trump. “Inggris menolak keras perilaku yang tak bisa diterima, hal ini harus dicamkan oleh siapa pun yang ingin masuk ke negara ini.”
Petisi itu juga menyebutkan prinsip itu sewajarnya diterapkan pada segala golongan masyarakat, termasuk yang kaya dan yang miskin, yang lemah maupun yang berkuasa. Tanda tangan yang sudah terkumpul untuk petisi itu masih terus bertambah secara drastis. (BACA JUGA: Jika Terpilih Jadi Presiden, Trump Usir Muslim dari Amerika Serikat)
Disebutkan pula bahwa pemerintah Inggris akan merespons bila petisi itu sudah mendapat dukungan lebih dari 100 ribu orang. Tindakan apa yang akan diambil menyusul pengajuan petisi tersebut akan ditentukan pada 5 Januari 2016 nanti, terlebih tentang apakah pembahasan tersebut akan diangkat ke debat parlemen.
Menteri Keuangan Inggris George Osborne sempat menyatakan meski dukungan terhadap petisi itu tumbuh subur, tak serta-merta akan menutup kesempatan Trump untuk datang ke Inggris.
Kelly yang mengusulkan petisi tersebut sudah banyak menentang sepak terjang Trump sebelumnya. Jurnalis Aberdeen Voice di Skotlandia ini sempat juga mengumpulkan dukungan penolakan Trump, yang berakhir pada dicabutnya gelar kehormatan Trump dari Robert Gordon University di Aberdeen. Petisi yang saat itu dikumpulkannya mendapat lebih dari 38 ribu tanda tangan dukungan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline