RIAU ONLINE, JAKARTA - Banding yang diajukan Tim Yamaha Movistar kepada FIM (Federasi Sepeda Motor Internasional) terkait hukuman yang dijatuhkan buat salah satu pembalap mereka, Valentino Rossi akhirnya ditolak. namun demikian, tim tersebut menepis akan melakukan boikot dalam lomba terakhir MotoGP di Valencia.
Rossi, terkena hukuman tiga poin karena dianggap bersalah membuat Marc Marquez terjatuh dalam lomba di Sepang, Malaysia, minggu lalu. Karena hukuman itu, pembalap asal Italia harus memulai lomba terakhir di Valencia, 8 Oktober mendatang, dari posisi paling berlakang. (BACA JUGA: Foto Marquez Saat Masih Bocah Bersama Rossi Beredar)
Direktur Pelaksana Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengatakan langkah banding mereka tempuh karena menilai hukuman yang diterima Rossi terlalu berat. "Tugas kami sebagai sebuah tim adalah melindungi kepentingan pembalap kami. Walau kami tidak bisa menyangkal bahwa gerakan yang dilakukan Rossi adalah bukan gerakan yang ingin kami lihat di MotoGP, pada saat yang sama kami merasa penalti yang diberikan kejam," kata Jarvis, sebagaimana dilansir Crash.net.
"Valentino bukan tipe pembalap kotor. Dia bukan pembalap yang yang membuat masalah bagi pembalap lain."
Jarvis mengakui banding mereka akhirnya ditolak. "Sebagai sebuah tim, kami mengajukan banding kepada FIM dan keputusan pertama soal kendali lomba. Mereka mendengarkan Rossi, juga membicarakan arah lomba, berkonsultasi dengan Marc Marquez dan Honda, dan akhirnya setelah 45 menit kami diberitahu bahwa banding kami ditolak," Jarvis menjelaskan.
"Kini kasusnya sudah ditutup dan kami tak punya peluang banding lain. Artinya Rossi harus pergi ke Valencia dengan hukuman itu." (KLIK: Inilah Video Tendangan Rossi Bikin Jatuh Marquez)
Sebelumnya, Rossi mengatakan dengan hukuman itu peluangnya untuk menjadi juara kini hampir nol. Karena itulah ia sempat mengisyaratkan tengah memikirkan langkah untuk memboikot lomba terakhir yang akan berlangsung 8 November mendatang. "Kami akan melihat apakah saya akan pergi atau tidak," kata dia seperti dilansir Tempo.co, Selasa (27/10/2015).
Namun, Lin Jarvis menegaskan bahwa timnya tak akan melakukan boikot. "Kejuaraan belum berakhir. Ia masih memiliki keunggulan tujuh poin. Meski dia harus start dari posisi paling belakang, dalam lomba ini apapun bisa terjadi," kata dia. "Anda tak pernah tahu apa yang akan terjadi. MotoGP sangat kompetitif. Meski Jorge lebih berpeluang untuk menang, tapi ia masih tertinggal tujuh poin. Bila, misalnya, kedua pembalap gagal finis, Valentino akan menang. Persaingan masih jauh dari selesai."
Agar bisa juara, Rossi harus finis lebih dulu ketimbang Lorenzo. Atau ia masih bisa juara bila dapat finis satu posisi di belakang Lorenzo. Kalau Rossi gagal naik podium, dia hanya akan mungkin menjadi juara jika Lorenzo gagal finis.