Tragedi Mina, Begini Cerita Jamaah Haji Pekanbaru

Lontar-Jumrah-Tragedi-Mina.jpg
(AP)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Salah satu rukun haji yakni melontar jumrah yang dilaksanakan di Mina, dilakukan sejak hari kamis lalu hingga esok pagi. Padatnya jumarat atau lokasi tempat melontar jumrah, mengakibatkan seluruh jamaah harus berdesakan hingga menelan korban jiwa. Jemaah haji asal Pekanbaru Roslaini menceritakan pengalamannya secara ekslusif kepada RIAUONLINE.CO.ID.

 

Roslaini mengatakan, pada Kamis lalu tepatnya pagi hari di lantai bawah, jumlah jamaah sangat padat. Di sana tragedi berdesakan antar jamaah terjadi hingga berjatuhan korban. (KLIK: Korban Insiden Mina Jadi 717 Jamaah, Terparah Dalam 25 Tahun)

 

"Pada kamis lalu, hari pertama saya melontar, di lantai bawah itu keadaannya sangat padat sekali. Disitulah terjadi desak-desakan antar jamaah hingga ada yang meninggal," tutur Roslaini, Sabtu (26/9/2015). (BACA: Satu Korban Tragedi Lontar Jumrah Asal Indonesia)

 



Ros - sapaannya, mengatakan hal ini seperti sudah biasa terjadi karena yang melakukan ibadah ini tidak hanya satu atau dua negara, tetapi seluruh dunia. Jadi kapan pun waktunya jamaah melakukan ibadah melontar jumrah, kondisinya akan sama padatnya. (LIHAT: Soal Asap, Komnas HAM: Negara Jangan Berlutut Kepada Korporasi)

 

"Saya sempat berdesakan sebentar, tapi Alhamdulillah saya selamat. Disetiap lantai itu disediakan semacam eskalator, namun jalannya mendatar dan sangat lambat sekali. Tapi saya tidak mau menaiki ini karena jika macet, akan berbahaya. Maka saya dan rombongan lebih memilih untuk berjalan kaki," jelas Ros. (INFO: Gara- Gara Asap, Pesawat Takut Mendarat)

 

Ditanyai mengenai perasaannya, Ros mengaku terharu dan kembali menceritakan bagaimana kepadatan di jumarat, tempat melontar jumrah.

 

"Saat melontar batu yang keenam pada jamarat wusta, saya terkena sikut jamaah lain. Terpaksa saya harus ulang melontar lagi. Saat itu posisi saya berada didepan dan sempat terjepit. Bersyukur, ada jamaah dari rombongan saya bisa menjemput saya yang ada diposisi depan hingga ditarik keluar dan menghalangi jamaah lain untuk tidak mendorong saya," kenang Ros.