Eropa Berikan Sumbangan $ 1,1 Untuk Pengungsi Suriah

Pengungsi-Islam-Muslim.jpg
(VOAINDONESIA/AP)

RIAUONLINE, BRUSSEL - Para pemimpin Uni Eropa, yang menghadapi krisis migran masif, telah setuju memberi US$1,1 milyar kepada badan-badan bantuan internasional untuk membantu pengungsi di kamp-kamp dekat negara-negara asal mereka.

 

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengeluarkan pengumuman itu setelah pertemuan puncak darurat di Brussel berakhir Kamis pagi (24/9).

 

Ia mengatakan para pemimpin dari 28 negara Uni Eropa menyetujui peningkatan bantuan kepada negara-negara seperti Lebanon, Yordania dan Turki yang menampung jutaan pengungsi dari Suriah yang dilanda perang.

 

Para pemimpin juga setuju mendirikan tempat-tempat darurat sebelum akhir November dimana para pakar Uni Eropa dapat dengan cepat mendaftar dan mengetahui orang yang patut mendapat perlindungan pengungsi, kata Tusk.

 



Langkah itu juga dimaksudkan untuk dengan cepat menolak migran ekonomi yang tidak mungkin memenuhi syarat untuk mendapat suaka di Eropa.

 

Ia tidak mengatakan apakah negara-negara sudah mencapai pengertian mengenai cara menghadapi ribuan pencari suaka yang membanjir ke Eropa, biarpun setelah para menteri dalam-negeri menyetujui kuota per-negara hari Selasa untuk menyebarkan 120 ribu migran di seluruh blok 28 negara itu. (KLIK: Imigran Yang Ditendang Reporter Kini Jadi Pelatih Sepak Bola)  

 

Slowakia, satu dari empat negara yang memberi suara menentang gagasan kuota itu, mengatakan pihaknya tidak akan menerima pengungsi dan akan menentang rencana itu dengan gugatan hukum. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengecam Kanselir Jerman Angela Merkel atas dukungannya pada kuota dan menyebutnya “imperialisme moral.” (BACA: Tiba di Eropa, Pengungsi Muslim Rela Pindah Agama)

 

Tetapi Rumania, satu lagi penentang kuota, mengatakan pihaknya akan menerima tambahan 2.400 migran yang diharuskan oleh sistem kuota itu. Polandia, yang semula menentang kuota tersebut, mengatakan akan menerima kira-kira 5.000 orang sebagai tambahan untuk 2.000 sebelumnya.

 

Mantan Presiden Polandia Bronislaw Komorowski mengatakan, “Masalahnya bukan berapa banyak tetapi ‘bagaimana.” Kita tidak dapat mengatakan: mari kita terima semuanya. Tetapi kita juga tidak wajar mengancam dan menimbulkan suasana xenofobia.” (LIHAT: PM Ini Marah Asap Indonesia Selimuti Negerinya

 

Jerman sudah menerima jumlah pengungsi yang jauh paling besar. Tetapi, kepala intelijen Berlin, Hans-Georg Maassen, memperingatkan hari Selasa bahwa Islamis radikal yang sudah ada di Jerman dapat berusaha merekrut pengungsi untuk serangan teroris dengan dalih menawarkan kepada mereka bantuan kemanusiaan. 

 

Sumber: VOA INDONESIA